kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda akan rilis global bond US$ 750 juta


Senin, 08 Januari 2018 / 07:15 WIB
Garuda akan rilis global bond US$ 750 juta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal merombak struktur utangnya. Maskapai plat merah ini berniat menerbitkan obligasi global (global bond) US$ 750 juta dalam rangka pembiayaan kembali (refinancing).

"Pendanaan ini untuk memperkuat struktur pendanaan perusahaan," ungkap Helmi Imam Satriyono, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko GIAA kepada KONTAN,  akhir pekan lalu.

Rencananya, GIIA mengeluarkan surat utang dengan nilai setara Rp 10 triliun itu Juni nanti. Mereka akan menggunakan dana itu untuk refinancing obligasi rupiah yang jatuh tempo tahun ini.

Mengacu laporan keuangan GIIA kuartal III 2017, ada obligasi rupiah yang jatuh tempo di Juli 2018. Ini merupakan Obligasi Berkelanjutan I dengan perolehan dana maksimal Rp 4 triliun. Penerbitan fase pertama Rp 2 triliun. Obligasi ini terbit Juli 2013.

Dalam perjanjian obligasi rupiah itu, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) GIAA tak boleh lebih dari 2,5 kali. Hingga September 2017, posisi DER GIAA di level 2,16 kali.

Helmy tak memerinci tenor global bond itu. Dia juga belum bersedia memberikan detail penghematan dengan penerbitan obligasi global senilai US$ 750 juta ini.

Yang jelas, Helmy memastikan, tenor obligasi global itu bakal menggunakan tenor rata-rata, tak hanya merujuk pada bond tertentu. "Kami akan membuat rata-rata jangka waktu menjadi lebih panjang," imbuh Helmy.

Selain menyiapkan global bond, GIAA terus mencari investor strategis bagi anak usahanya, PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI). Sebagai kelanjutan dari perhelatan initial public offering (IPO), GMFI akan private placement dengan melepas 10% saham. 

Porsi ini nanti akan dikombinasikan dengan divestasi saham induk, GIAA, sebesar 10%–15%. Jadi, total saham yang jadi milik investor strategis kelak sebesar 20%.

GIAA belum mau membeberkan nama-nama perusahaan yang akan masuk sebagai investor strategis. "Masih proses, BNP Paribas jadi arranger. Kuartal I rencananya rampung," sebut Helmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×