kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fed fund rate turun, pasar obligasi Indonesia tetap menarik


Senin, 16 September 2019 / 20:50 WIB
Fed fund rate turun, pasar obligasi Indonesia tetap menarik
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) kian besar. Daya tarik pasar obligasi Indonesia dinilai tetap terjaga meski The Federal Reserves bakal menurunkan suku bunga acuan AS.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto berpendapat, walau penurunan suku bunga acuan AS sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat, bukan berarti risiko global hilang dari peredaran. Inversi kurva yield US Treasury masih bisa terjadi sewaktu-waktu seiring ancaman perlambatan ekonomi global.

Ia menjelaskan, pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan bank-bank sentral global sebenarnya merupakan indikasi bahwa ekonomi dunia terancam melambat. Makanya, kebijakan tersebut diambil sebagai bagian dari relaksasi moneter.

Kendati begitu, pasar obligasi Indonesia dipercaya masih bisa bertahan. Pasalnya dana yang beredar di pasar masih sangat banyak meski suku bunga acuan global kompak mengalami penurunan.

Baca Juga: Dalam waktu dekat, pasar obligasi Indonesia dipengaruhi efek agenda FOMC

Dari situ, para investor atau pemegang dana akan tetap berlomba-lomba mencari negara yang masih bisa memberikan return investasi menarik. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling menarik bagi para investor global.

Selain berbekal yield SUN yang tergolong tinggi di kawasan Asia-Pasifik, data-data ekonomi Indonesia belakangan ini juga membaik. Yang terbaru, neraca dagang Indonesia berhasil surplus US$ 85,1 juta di bulan Agustus 2019.

“Arus modal asing masih berpeluang masuk ke pasar obligasi domestik ketika Fed Fund Rate jadi diturunkan,” imbuh Ramdhan, Senin (19/6).

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga juga memandang, pasar obligasi Indonesia masih akan dilirik oleh investor global. Terlebih, sebelum FOMC digelar, Indonesia punya modal positif berupa pergerakan rupiah yang stabil. 
Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri investor asing yang ingin masuk ke pasar obligasi domestik pasca penurunan suku bunga acuan AS.

Mengutip Bloomberg, hari ini rupiah sebenarnya melemah 0,54% ke level Rp 14.042 per dolar AS. Akan tetapi, pekan lalu kurs rupiah sempat menembus area di bawah Rp 14.000 per dolar AS.

Baca Juga: Dana asing meninggalkan saham, pindah ke obligasi

Tak hanya itu, sentimen penurunan suku bunga acuan juga cenderung lebih cepat diserap oleh pasar obligasi ketimbang pasar saham. “Return di pasar obligasi akan tumbuh signifikan di sisa tahun ini,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×