kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Euro mencoba bangkit


Selasa, 23 Desember 2014 / 07:51 WIB
Euro mencoba bangkit
ILUSTRASI. Skema ponzi adalah merupakan modus penipuan yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang singkat. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mata uang euro mencoba bangkit di hadapan sejumlah mata uang utama dunia. Namun, penguatan EUR dinilai hanya sementara, sebab prospek jangka panjang masih negatif (bearish). Mengutip Bloomberg, Senin (22/12) pukul 17.50 WIB, pairing EUR/GBP naik 0,32% menjadi 0,7850. Pasangan EUR/USD juga naik 0,25% ke level 1,2260. Lalu, pairing EUR/JPY bergulir naik 0,49% ke posisi 146,87.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menilai, kenaikan pasangan EUR/GBP lebih disebabkan faktor technical rebound. Sebab, sebenarnya, pasangan ini masih bergerak di range bawah 0,8000. Secara fundamental, baik euro maupun poundsterling belum ada yang mampu bertahan dari gempuran penguatan dollar AS. Namun, dari sisi kebijakan moneter, GBP lebih unggul.

Bank Sentral Inggris (BOE) yang paling memiliki peluang mengekor Bank Sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga. "Sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) harus menggelontorkan stimulus untuk menjaga euro di level saat ini," papar Wahyu. Prediksi Wahyu, pergerakan EUR/GBP yang cenderung konsolidasi bisa terus berlangsung hingga akhir tahun ini. Apabila terjadi penguatan signifikan pada euro, lebih bersifat teknikal.

Alwy Assegaf, analis PT SoeGee Futures, juga melihat kenaikan pairing EUR/USD bersifat teknikal. Euro bergerak naik (rebound) pasca kejatuh tajam sebelumnya. Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan euro untuk melakukan aksi beli di saat harga murah (bargain hunting). Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, pergerakan pasangan ini masih rawan turun. Pasalnya, kebijakan ECB sangat kontras dibandingkan The Federal Reserve.

"Pelaku pasar meyakini The Fed akan segera mengerek suku bunga. Sedangkan, ECB justru melakukan kebijakan moneter longgar," jelas Alwy. Apalagi, persoalan krisis di Yunani masih membebani euro. Suatu saat, krisis Yunani bisa saja kembali mencuat dan menekan euro.

Sementara, Senior Research dan Analyst PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pasangan EUR/JPY terkerek, karena efek sentimen negatif dari Jepang. Dalam laporan bulanan yang dirilis Senin (22/12), Bank Sentral Jepang (BoJ) menyatakan pertumbuhan ekonomi saat ini moderat. Pejabat BoJ berkomitmen menambah stimulus untuk mencapai target inflasi 2% tahun depan. "Kabar ini menekan yen, sehingga menguntungkan euro," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×