Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya berhasil menorehkan kenaikan tipis di akhir sesi I hari ini (24/2). Berdasarkan data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,1% menjadi 5.378,09.
Ada 137 saham yang melonjak. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 131 saham dan 118 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 7,148 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,903 triliun.
Sementara itu, enam sektor melaju. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor agrikultur naik 1%, sektor industri lain-lain naik 0,88%, dan sektor industri dasar naik 0,48%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers di antaranya: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 4,29% menjadi Rp 292, PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 4% menjadi Rp 130, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 3,26% menjadi Rp 1.585.
Sedangkan di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 5,79% menjadi Rp 2.440, PT PP Properti Tbk (PPRO) turun 3,92% menjadi Rp 294, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 3,84% menjadi Rp 14.400.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 142,2 miliar di seluruh market. Sedangkan di pasar reguler, nilai net sell asing mencapai Rp 131,7 miliar.
Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities dalam risetnya mengatakan, rencana pemangkasan produksi batubara di Tiongkok, memberikan katalis positif bagi perusahaan batubara di Indonesia. Hal ini mendongkrak kinerja saham sektor pertambangan.
Dia memprediksi, IHSG hari ini akan bergerak flat di support 5.292-5.331 dan resistance 5.426-5.460.
Dari sisi global, sentimen akan dipengaruhi oleh pidato Trump di hadapan beberapa pimpinan perusahaan AS terkait rencana untuk memulangkan kembali jutaan tenaga kerja AS. "Namun Trump tidak memberikan info lebih rinci terkait hal tersebut," kata Bima dalam risetnya.
Sementara dari sisi domestik, sentimen muncul dari pernyataan Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun 2017 akan lebih rendah dari estimasi awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News