kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten ritel perkakas rumah tangga akan hadapi sejumlah tantangan


Minggu, 25 Februari 2018 / 21:24 WIB
Emiten ritel perkakas rumah tangga akan hadapi sejumlah tantangan
ILUSTRASI. Gerai ACE Hardware


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan konsumsi rumah tangga seiring bertumbuhnya ekonomi Indonesia merupakan momentum yang dinanti-nantikan emiten sektor ritel perkakas rumah tangga pada tahun ini. Inovasi dan perluasan pangsa pasar pun menjadi strategi untuk menyambut peluang. Meski begitu, ada sejumlah tantangan yang masih membayangi sektor ini.

Pertama, tantangan dari nilai tukar rupiah. Besarnya pasokan barang impor pada sektor ini membuat volatilitas rupiah bisa menjadi ancaman. Sejak awal Februari, rupiah terus terdepresiasi hingga nyaris menyentuh level 13.700 per dollar AS. Sentimen utama berasal dari hampir pastinya kenaikan suku Bungan acuan The Fed pada Maret mendatang.

Analis Danareksa Adeline Solaiman, menilai, kondisi nilai tukar rupiah yang terdepresiasi akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja emiten-emiten penjual perkakas rumah tangga, terutama peralatan elektronik."Kalau rupiah lemah terhadap dollar AS dan yuan China, average selling price atawa harga jual rata-rata barang bisa jadi lebih mahal. Akibatnya, permintaan pasti akan menurun," katanya, Jumat (23/2).

Sementara, analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi mengatakan potensi naiknya harga BBM tahun ini juga bisa menyeret kinerja emiten sektor ritel perkakas rumah tangga. “Kalau harga bensin naik signifikan, daya beli justru akan semakin tertekan seperti tahun 2015 lalu,” kata Michael, Jumat (23/2).

Ia menambahkan, kinerja emiten-emiten sektor ini pun bakal bergantung pada gairah sektor properti. Tahun politik memang dianggap positif untuk peningkatan konsumsi, tetapi di sisi lain mengancam stabilitas politik.

Menurutnya, kestabilan politik perlu dijaga agar gairah pada sektor properti bisa tumbuh. Pertumbuhan pendapatan emiten seperti PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) akan terdongkrak oleh besarnya kebutuhan terhadap home-improvement yang paralel dengan naiknya permintaan terhadap properti.

“Kalau politik gaduh, orang akan ragu beli rumah baru dan cenderung menunda renovasi rumah. Ini akan menurunkan permintaan pada sektor ritel ini,” katanya.

Selain itu, likuiditas saham juga masih menjadi isu bagi beberapa emiten di sektor ritel perkakas rumah tangga, bangunan, dan elektronik. “Biasanya investor cenderung kurang tertarik karena melihat likuiditas dan prospek bisnisnya,” kata Adeline.

Misalnya, Adeline menambahkan, saham PT Electronic City Tbk (ECII) kurang dilirik investor karena pasar penjualan elektronik belum begitu terlihat akan membaik tahun ini. Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas sepakat, kinerja ECII masih fluktuatif. Namun, ia mencatat, pendapatan emiten ini tumbuh 8,4% pada kuartal-III tahun 2017. Untuk itu, David masih merekomendasikan hold saham ECII dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×