kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Lippo Group dibayangi isu negatif


Rabu, 21 Februari 2018 / 20:33 WIB
Emiten Lippo Group dibayangi isu negatif
ILUSTRASI. Kawasan Meikarta


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen negatif membayangi emiten-emiten Lippo Group. Tahun lalu, emiten peritelĀ  Lippo Group harus menghadapi pelemahan daya beli yang menggerus pendapatan perusahaan. Tak hanya itu, pelemahan sektor properti juga menyebabkan kinerja emiten properti, seperti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) terseok-seok.

Tahun ini, sentimen negatif kembali menerpa properti Lippo Group, apalagi setelah Fitch menurunkan rating surat utang LPKR menjadi B+ dari sebelumnya BB-. Penurunan rating tersebut mencerminkan penurunan arus kas yang signifikan dari penjualan properti Meikarta. Itu terjadi seiring adanya keputusan strategis perusahaan untuk mendivestasikan saham substansial dalam proyek flagship LPKR yang dipegang oleh perusahaan lewat LPCK.

Fitch, dalam keterangannya juga menyebut, pada 31 Januari 2018, Lippo menyatakan bahwa PT Mahkota Sentosa Utama, yang merupakan anak usaha LPCK yang membawahi Meikarta menerima uang muka penjualan saham sebesar Rp 2,5 triliun dari investor eksternal, yang merupakan bagian dari total penjualan proyek sebesar Rp 4 triliun.

"Jika penjualan sudah selesai, saham Lippo dalam proyek ini akan turun menjadi sekitar 27% dari sebelumnya 54%," tulis manajemen Fitch dalam keterangan, Rabu (14/2).

Namun, manajemen LPKR belum bersedia berkomentar terkait penurunan rating tersebut. "Untuk menjawab ini, besok saya koordinasi dengan board dulu," kata Head Of Corporate Communication LPKR, Danang Kemayan Jati kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).

Teguh Hidayat, Direktur Avere Mitra Investama menilai, peringkat surat utang yang diberikan Fitch tidak terlalu mempengaruhi fundamental perusahaan properti tersebut. Apalagi, investor asal Singapura sudah cukup mempercayai obligasi dari emiten-emiten Lippo Group, karena tak pernah gagal bayar.

"Namun secara jangka pendek, hal ini akan mempengaruhi pergerakan saham Grup Lippo," kata Teguh, Minggu (18/2).

Tapi, Teguh menganggap ini sebagai kesempatan bagus bagi investor jangka panjang untuk mulai mengakumulasi saham-saham properti Lippo. Apalagi sektor properti juga mulai menggeliat dalam beberapa waktu terakhir.

Meski begitu, sikap wait and see juga dibutuhkan dengan adanya kabar-kabar negatif terkait dengan LPKR dan LPCK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×