kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten bidik pendanaan dari obligasi domestik


Kamis, 25 Agustus 2016 / 08:06 WIB
Emiten bidik pendanaan dari obligasi domestik


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penghimpunan dana melalui pasar obligasi masih menjadi pilihan emiten demi mendanai ekspansi maupun refinancing. Misalnya PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Perusahaan real estat dan pariwisata ini akan merilis obligasi berkelanjutan I dengan target Rp 1 triliun.

Di tahap pertama, PJAA akan menerbitkan pokok obligasi maksimal Rp 300 miliar yang meliputi dua seri, yakni bertenor tiga tahun dan tenor lima tahun. Untuk penerbitan obligasi ini, PJAA sudah mendapatkan peringkat double A minus dari Pefindo.

Dari prospektus yang dipublikasikan Rabu (25/8), PJAA akan memakai 60% dana obligasi untuk mengembangkan kegiatan usaha di bidang rekreasi seperti Dunia Fantasi, Kawasan Pantai, Seaworld Ancol dan sebagainya.

Kemudian 40% dana obligasi akan digunakan untuk mengembangkan properti.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, ada lima perusahaan yang akan menghimpun dana dari penerbitan obligasi senilai total Rp 9,7 triliun.

Selain PJAA, emiten yang akan menerbitkan obligasi adalah PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) senilai Rp 200 miliar. Sebelumnya, manajemen FAST bilang, dana obligasi akan mengalir untuk membuka gerai baru.

Selain itu, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) akan merilis obligasi maksimal Rp 1 triliun. Obligasi ini akan terbit dua seri dengan tenor tiga tahun dan lima tahun. Ini bagian program penawaran umum berkelanjutan yang ditargetkan Rp 2 triliun.

SSIA akan memakai sebagian besar dana obligasi atau 90% untuk mempercepat akuisisi lahan industri di Subang. Sementara 5% untuk modal kerja SSIA dan 5% sisanya akan dipinjam sebagai modal kerja anak usaha SSIA.

Sampai kini, pencatatan obligasi dan emiisi sukuk di BEI mencapai 44 seri dengan dana Rp 57 triliun. "Mungkin bisa lebih dari 51 seri obligasi. Jumlah ini cukup banyak," ujar Samsul, belum lama ini.

Selain obligasi di dalam negeri, ada juga emiten yang mencari dana dari penerbitan obligasi valuta asing (global bond). Misalnya PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) yang akan menerbitkan surat utang (notes) senilai US$ 550 juta. Notes ini untuk membayar kembali notes lama dan menambah likuiditas.

Analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo menilai, potensi pasar obligasi masih positif. Hal tersebut karena pertumbuhan ekonomi cukup bagus. "Pemerintah juga memberikan dukungan positif kepada pasar dan arahnya ke penurunan suku bunga acuan," ujar dia.

Menjelang tutup tahun, pasar obligasi bergerak lebih positif disertai sentimen kebijakan ekonomi pemerintah. Apalagi, kini banyak ragam instrumen investasi menarik, seperti sukuk ritel.

"Semakin banyak pilihan investasi membuat pasar lebih semarak. Cost penerbitan obligasi juga lebih murah," kata Lucky.

Nilai tukar rupiah juga di wilayah positif yang menambah optimisme pasar. Ia menilai, jumlah penerbitan obligasi di tahun ini akan lebih besar ketimbang tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×