kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten berpeluang hemat bunga utang


Rabu, 24 Mei 2017 / 10:08 WIB
Emiten berpeluang hemat bunga utang


Reporter: Dityasa H Forddanta, Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Naiknya peringkat utang Indonesia ke level layak investasi membuat pasar obligasi turut semarak. Sentimen tersebut dapat membuat yield obligasi melandai dan menurunkan cost of fund emiten.

Jemmy Paul Wawointana, Plt CEO PT Sucorinvest Asset Management, mengatakan, berdasarkan data historikal, saat Fitch Rating dan Moody's menaikkan rating Indonesia beberapa tahun lalu, yield surat utang Indonesia juga jadi lebih murah. Saat itu, yield Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 10 tahun langsung turun dari sebelumnya 7% per tahun menjadi 5,5% per tahun.

Namun, karena masih adanya risiko fluktuasi kurs, penurunan yield obligasi kali ini tak langsung drastis. Ia memperkirakan, yield SUN tenor 10 tahun akan turun ke level 6,1%-6,5% di semester dua, dibandingkan level saat ini yang sebesar 6,8%.

Turunnya yield tentu bisa menjadi momentum tepat bagi perusahaan untuk menggalang dana dari pasar surat utang. Pasalnya, beban kupon akan menjadi lebih murah. "Otomatis, cost of fund pendanaan menjadi lebih efisien," jelas Jemmy kepada KONTAN, Selasa (23/5).

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani juga memperkirakan, yield obligasi bisa turun sekitar 50-100 basis poin. Emiten yang akan merilis obligasi di paruh kedua tahun ini juga berpeluang mendapatkan kupon di batas bawah. "Sehingga, penerbitan obligasi di tahun ini diprediksi akan lebih ramai," papar dia.

Jemmy menjelaskan, peluang murahnya kupon obligasi sejalan dengan potensi masuknya dana asing senilai US$ 5 miliar. Ia mengatakan, selama ini dana itu sudah tersedia, tetapi masih parkir di instrumen lain. Investor asing menunggu rating investment grade sebelum membenamkan dananya di Indonesia. Secara historis, tren murahnya kupon obligasi akan terjadi selama enam bulan setelah pengumuman rating.

Obligasi baru

Beberapa emiten pun mulai memanfaatkan peluang membaiknya pasar obligasi. Misalnya saja, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) yang akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB). Untuk tahap pertama, perusahaan distribusi bahan kimia ini menawarkan obligasi senilai Rp 200 miliar.

LTLS akan menggunakan dana dari penerbitan obligasi untuk modal kerja. Perusahaan ini telah menunjuk Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga berhasil menawarkan obligasi senilai Rp 2 triliun untuk membayar kembali utangnya (refinancing). Kupon obligasi ini dipatok 8,7%. "Kupon INDF terlihat masih tinggi lantaran waktu jatuh tempo obligasi INDF yang lama sudah dekat," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital.

Riska menambahkan, untuk ekspansi jangka panjang ataupun membayar utang, tren penurunan yield ini bisa dimanfaatkan emiten untuk menggalang dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×