kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas tergerus pasca pasar kembali ke aset beresiko


Rabu, 26 April 2017 / 21:14 WIB
Emas tergerus pasca pasar kembali ke aset beresiko


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga emas mulai terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan. Kilau emas memudar lantaran minat pelaku pasar beralih ke aset beresiko.

Mengutip Bloomberg, Rabu (26/4) pukul 18.49 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni 2017 di Commodity Exchange melemah 0,13% ke level US$ 1.265,5 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, emas terkikis 1,3%.

Alwi Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, harga emas mulai terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan. Berkurangnya kecemasan pasar setelah Immanuel Macron lolos dalam pemilihan umum presiden Prancis putaran pertama membuat minat pada aset aman berkurang.

Macron lolos dengan memimpin perolehan suara. Bursa saham global akhirnya menguat dan sebaliknya, harga emas terkikis. "Immanuel Macron diramalkan akan mengalahkan lawannya, Marine Le Pen yang cenderung anti Uni Eropa pada pada pemilu putaran kedua," paparnya.

Tekanan harga emas semakin bertambah ketika Presiden Donald Trump memberi penjelasan terkait kebijakan ekonominya. Dalam sebuah wawancara akhir pekan lalu, Trump mengaku akan merinci aturan kebijakan pemangkasan pajak pada pekan ini.

Sebelumnya, Trump sudah berjanji akan melakukan pemangkasan pajak secara besar - besaran. Seperti tarif pajak korporasi yang rencananya akan dipangkas menjadi 15% dari sebelumnya 35%. Harapan mengenai pemangkasan pajak membawa dampak positif pada pergerakan dollar AS.

Tak hanya itu, yield obligasi AS yang sempat jatuh akhirnya kembali terangkat. Jika berhasil, rencana pajak Trump dapat membantu ekonomi AS sehingga mempercepat The Fed dalam menaikkan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×