kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas kembali tergerus sinyal kenaikan bunga The Fed


Rabu, 07 Maret 2018 / 18:29 WIB
Emas kembali tergerus sinyal kenaikan bunga The Fed
ILUSTRASI. Emas Batangan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah bergerak naik sejak awal pekan, harga emas mulai terkoreksi. Di tengah berbagai sentimen yang mencuat, kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat rupanya kembali mendominasi pergerakan harga komoditas logam mulia ini.

Sejak akhir pekan lalu, isu perang dagang global mampu menyokong harga emas. Mundurnya Gary Cohn dari jabatannya sebagai penasihat ekonomi utama AS semakin membuat pasar khawatir, sehingga mengangkat harga emas.

Namun, Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures menilai, sentimen ini hanya bersifat sesaat. "Mundurnya Cohn memang sempat menaikkan harga emas hari ini, tapi tidak berlangsung lama dan sekarang kelihatannya mulai turun lagi," kata Deddy, (7/3).

Sementara, analis Monex Investindo Putu Agus Pransuamitra menilai, saat ini, pasar masih wait and see terhadap proses negosiasi Trump dalam kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Trump berencana menarik kebijakan tarif impor, jika berhasil mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan dengan NAFTA.

"Kalau hasil kesepakatan positif, ketegangan perang dagang global bisa berkurang, dan kemungkinan emas akan kembali terkoreksi," ujar Putu.

Deddy menilai, harga emas saat ini memang masih dalam tren bearish. Hal ini seiring semakin besarnya peluang kenaikan suku bunga acuan AS pada 22 Maret nanti. Apalagi, ada spekulasi kuat suku bunga bakal dikerek hingga empat kali sepanjang tahun ini.

Ia berpendapat, ada dua data ekonomi yang menjadi acuan dasar Bank Sentral untuk menaikkan suku bunga, yaitu data ketenagakerjaan dan tingkat inflasi. "Sejauh ini, tingkat inflasi tahunan AS sudah sesuai target yaitu 2,1% pada Januari lalu," ujar Deddy.

Data tenaga kerja AS juga bakal dirilis pada akhir pekan ini, seperti data tenaga kerja sektor swasta non pertanian, klaim pengangguran, dan non-farm payroll. "Pertumbuhan tenaga kerja periode Februari lalu diproyeksi bisa lebih baik. Ini tentu akan jadi sentimen positif buat dollar AS, terlebih lagi menjelang pertemuan FOMC nanti," kata Deddy.

Mengutip Bloomberg, Rabu (7/3) pukul 17.42 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2018 di Comex-AS turun 0,09% ke level US$ 1.334 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×