kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,04   7,69   0.83%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas belum meraih momentum naik


Selasa, 17 Juli 2012 / 06:45 WIB
Emas belum meraih momentum naik
ILUSTRASI. Aktris Angelina Jolie, utusan khusus Badan Pengungsi PBB berbicara selama Hari Pengungsi Sedunia di kamp pengungsi di Goudoubou, Burkina Faso 20 Juni 2021.


Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Penguatan Dollar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas terus tertekan. Kekhawatiran krisis utang di Eropa yang masih butuh waktu lama untuk terselesaikan, menekan euro dan membuat dollar AS perkasa. Investor lebih memilih mengempit dollar AS ketimbang emas yang selama ini digunakan sebagai alternatif investasi.

Di pasar Comex Commodity Exchange, harga emas untuk pengiriman Agustus 2012 turun 0,42% menjadi US$ 1.585 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Jika dibanding harga tertingginya sepanjang 2012, harga emas telah terpangkas sebesar 11,63%.

Spekulasi mengenai langkah Gubernur The Fed Ben S. Bernanke, yang akan mengambil kebijakan untuk menciptakan biaya pinjaman yang rendah guna menggenjot perekonomian, belum mampu mendongkrak harga emas.

Pasar berspekulasi, dalam testimoninya yang akan dilakukan sebelum menghadiri Senate Banking Committee, pekan ini, Bernanke akan membeberkan langkah-langkah kebijakan untuk mendukung perbaikan ekonomi AS. Dalam pertemuan ini, Bernanke juga akan mendiskusikan outlook kebijakan moneter dan ekonomi AS.

Bergerak konsolidasi

Kondisi di Eropa yang belum menunjukkan adanya sentimen positif membuat para pelaku pasar mengalihkan perhatiannya pada langkah The Fed ini. "Emas terombang-ambing oleh ekspektasi Quantitative Easing jilid 3 (QE3) dan terus berada dalam tekanan dari dollar AS yang menguat," kata Suki Cooper, analis Barclays, seperti dikutip Bloomberg.
Head of Analyst Askap Futures Suluh Wicaksono melihat, testimoni Bernanke itu kemungkinan masih akan membawa sentimen negatif bagi pergerakan emas sepanjang pekan ini. "Belakangan ini Bernanke tidak memberi petunjuk akan adanya stimulus. Kemungkinan ini akan mengecewakan pelaku pasar lagi," kata Suluh.

Jika terus tertekan, mungkin butuh waktu hingga akhir pekan ini, sebelum emas menguat kembali. "Harga US$ 1.600 per ons troi masih menjadi level psikologis. Level ini tampaknya hanya bisa tertembus jika ada petunjuk bahwa AS akan melanjutkan stimulus QE3," kata Suluh.

Sedang, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra melihat, emas masih akan bergerak konsolidasi pada pekan ini. Di tengah ketidakpastian kondisi Eropa, tekanan turun masih membayangi pergerakan emas. "Prospek mengenai QE3 yang ditunggu-tunggu pasar ternyata tidak terjadi, sehingga dollar AS tetap kuat. Emas tidak mendapatkan momentum naik," tukas Ariston.

Alhasil, para pelaku pasar belum mau terlalu ambil risiko. Pekan ini, Ariston memprediksi, harga emas akan bergerak di kisaran support US$ 1.558 dan resistance di US$ 1.600 per ons troi.

"Jika bisa ditembus, secara teknikal harga emas berpeluang naik ke posisi US$ 1.610 ons troi," kata Ariston.
Proyeksi Suluh, harga emas pada seminggu ini akan berada di kisaran support US$ 1.558 dan resistance US$ 1.600 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×