kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Elnusa siap terjun ke bisnis bahan bakar nabati


Selasa, 10 September 2013 / 21:47 WIB
Elnusa siap terjun ke bisnis bahan bakar nabati
ILUSTRASI. Ilustrasi Syarat Mudik Lebaran 2022 Terbaru Wajib RT-PCR atau Rapid Antigen yang Belum Vaksin Lengkap. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Melihat bisnis biodiesel yang memiliki prospek menjanjikan, perusahaan jasa energi PT Elnusa Tbk, berencana terjun ke bisnis bahan bakar nabati ini.

Menurut Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Elnusa, pihaknya kini tengah mengkaji pengembangan biodiesel sesuai dengan harapan pemerintah, yakni menjadi bahan campuran ke bahan bakar solar. "Saat ini, kami masih tahap studi dan harus prudent," katanya, Senin (9/9).

Saat ini, sudah ada tawaran kerja sama dari beberapa pihak. Namun, anak usaha Pertamina ini masih mempertimbangkan dua hal, yakni sumber bahan baku dan pasar. Apalagi, selama ini, Elnusa bukan berkecimpung di bisnis kelapa sawit yang menjadi bahan baku biodiesel. Untuk itu, mereka akan memperhatikan pasokan bahan baku ini.

Soal peta pasar, sebetulnya permintaan biodiesel sudah cukup tinggi. "Asalkan teknologinya tidak tinggi dan tersedia," lanjutnya.

Untuk pengembangan proyek ini, Elnusa sudah menyiapkan investasi US$ 20 juta sampai US$ 30 juta. Nilai ini sangat tergantung dari kapasitas pabrik biodisel yang akan dibangun. Meski begitu , Elnusa belum menentukan lokasi dan kapasitas pabrik biodisel tersebut.

Nilai investasi tersebut merupakan bagian dari belanja modal yang disiapkan Elnusa selama empat tahun terakhir yang sebesar US$ 390 juta.

Dalam rencana kerja dan anggaran perusahan ditetapkan bahwa anggaran untuk pengembangan jasa energi sebesar 40% dari belanja modal. Sedangkan sisanya, 60% untuk jasa migas yang merupakan bisnis utama Elnusa saat ini.
 
Sementara itu Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, dalam kunjungannya ke Kazakstan beberapa waktu lalu, dia menawarkan dua kerja sama dengan pemerintah dan dunia usaha di sana.

Kerjasama pertama terkait dengan industri liquified natural gas (LNG). Sedangkan kerjasama kedua soal pengeboran." Untuk itu, saya harus mengajukan proposal kepada mereka," ujar Karen.

Nah, proyek pengeboran atau drilling ini akan ditangani oleh PT Elnusa dan PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Kerja sama ini bukan saja untuk pengeboran di Kazakstan, tetapi juga untuk penetrasi pasar pengeboran di Indonesia.

Menurut Karen, dari jumlah sumur yang dibor untuk keperluan eksplorasi maupun pengembangan di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sangat besar. "Namun yang didapat Elnusa kurang dari 10%. Jadi masih banyak yang harus dikerjakan," ucapnya.

Sekedar informasi, dari Januari sampai Agustus 2013, Elnusa sudah meneken kontrak kerja baru senilai US$ 105 juta, terutama dari jasa seismik. Nantinya, kontrak ini akan dialihkan ke tahun 2014 karena sebagian besar merupakan kontrak jangka waktu lima tahun. "Dulu rata-rata kontrak kami satu tahun sampai tiga tahun, tapi kini bisa lima tahun," kata Elia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×