kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspektasi ekonomi lebih stabil, sejumlah emiten merilis saham baru


Minggu, 05 Mei 2019 / 11:44 WIB
Ekspektasi ekonomi lebih stabil, sejumlah emiten merilis saham baru


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah emiten memilih menerbitkan saham baru jauh lebih banyak di tahun ini. Analis menilai karena ekspektasi perusahaan terhadap keadaan ekonomi yang lebih baik atau stabil di tahun ini.

Berdasarkan data Badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penerbitan saham baru mencapai Rp 5,49 triliun hingga minggu ketiga di April 2019. Angka tersebut melambung tinggi ketimbang nilai Rights Issue pada periode yang sama 2018 senilai Rp 850 miliar.

Aksi korporasi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue akan dilakukan PT MNC investama (BHIT). Melansir keterbukaan (30/4) BHIT akan menerbitkan saham baru sebanyak 17,57 miliar. Dana segar yang akan diperoleh sebesar Rp 1,75 triliun.

Rights issue akan dilaksanakan pada 5 Juli 2019. Sementara akhir perdagangan dan pelaksanaan rights issue jatuh pada tanggal 18 Juli 2019. Dana hasil rights issue untuk menyelesaikan hak tagih yang dikompensasi menjadi setoran saham atas Cavaraggio Holdings Limited dan New Ascend Limited maksimal US$ 115 atau sekitar Rp 1,5 triliun dan sisanya untuk modal kerja.

Aksi korporasi lainnya Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau disingkat (PMTHMETD) atau private placement akan dilaksanakan emiten pelayaran PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS). Saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 9,98% dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau 423 juta dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Tanggal pencatatannya jatuh pada 26 April 2019.

Melansir keterbukaan informasi (3/5) WINS memanfaatkan momentum tahun ini yang menurutnya terdapat peningkatan aktivitas tender yang terjadi bersamaan dengan peningkatan belanja hulu migas secara global.

Selain itu di Indonesia, PHE telah mengambil alih beberapa konsesi yang telah berakhir dari perusahaan minyak multinasional, dan telah menempatkan lebih banyak tender untuk dikerjakan.

Dana hasil private placement akan digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan, pembiayaan hutang dan meningkatkan dana kas perusahaan. Selain itu juga untuk membiayai rencana pengembangan kegiatan usaha.

Tahun ini, WINS berencana meningkatkan kapasitas jasa pengangkutan lepas pantai. Adapun target yang akan dikejar yakni meningkatkan upaya pemasaran domestik dan internasional. WINS juga memperoleh beberapa kontrak baru untuk bekerja di Indonesia, Myanmar, Malaysia dan bahkan di Afrika.

Sementara itu, PT Bali Towerindo Sentra (BALI) juga akan melakukan private placement sebanyak 66 juta saham pada 2 Mei 2019 namun ditunda menjadi 10 Mei 2019.

Corporate Secretary BALI Lily Hidayat tidak memberi komentar terkait alasan penundaan. “Nanti akan ada Keterbukaan Informasi, tolong ditunggu saja ya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Saham baru yang diterbitkan BALI akan dijual senilai Rp 1.275 per saham. Jadi BALI akan memperoleh dana segar sebesar Rp 84,15 miliar. Sejumlah analis penerbitan saham baru yang cukup banyak di bulan keempat tahun ini wajar-wajar saja.

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menilai banyaknya pelaksanaan right issues dan private placement pada tahun ini karena ada ekspektasi pasar terhadap keadaan ekonomi yang akan lebih baik atau stabil dari tahun sebelumnya. “Aksi korporasi seperti ini wajar saja. Rata-rata tujuannya untuk capex,” jelasnya.

Wafi melanjutkan motivasi penerbitan saham baru bermacam-macam bisa karena tidak bisa hutang karena rasio hutangnya sudah tinggi. Bisa juga karena ingin meningkatkan jumlah saham yang beredar agar free float-nya naik.

Menurut Wafi perusahaan dapat melakukan aksi lainnya seperti menerbitkan obligasi, utang langsung ke bank, atau bikin efek utang lain seperti KIK-EBA dan lainnya. Begitu juga dengan Analis Panin Sekuritas William Hartanto yang menilai aksi seperti ini wajar dilakukan.

“Pilihan aksi korporasi lainya bisa dengan menerbitkan surat utang juga bisa tapi berisiko gagal bayar dan mendapat penurunan peringkat,” ujarnya. William merekomendasikan perusahaan untuk melakukan right issues atau private placement saja karena minim resiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×