kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, 93% investor merugi di Januari lalu


Selasa, 02 Februari 2016 / 15:46 WIB
Duh, 93% investor merugi di Januari lalu


Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga

Lebih dari 93% mengalami kerugian di sepanjang Januari 2016 lalu. Data ini berdasarkan informasi eksklusif yang diperoleh CNNMoney dari Openfolio, sebuah aplikasi yang bisa dipakai investor memantau kinerja portofolio investasinya.

Sepanjang bulan lalu bursa saham dunia terpuruk akibat  kekhawatiran investor  akan anjloknya   harga minyak dan gejolak di China. Indeks Dow Jones terpuruk 5,5%, yang merupakan penurunan terdalam sejak bursa melemah Agustus 2015.

Sebagian investor, menurut Openfolio, bahkan mengalami kerugian yang lebih dalam, yakni mencapai 6,3% di Januari lalu.

Kekhawatiran akan kondisi ekonomi global masih menjadi faktor yang mendorong investor meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham.

Investor telah menarik US$ 2,8 miliar dari bursa saham AS pekan lalu. Menurut  Bank of America Merrill Lynch, ini merupakan pekan ketujuh terjadinya arus dana keluar (outflows) dari bursa.

Sementara  bursa di pasar emerging, telah mengalami penarikan dana selama 13 pekan berturut-turut dengan total dana yang hengkang mencapai US$ 1,2 miliar.

Dana dari pasar saham tersebut berpindah ke surat utang pemerintah yang lebih aman. Misalnya, menurut Bank of America, dana menyerbu obligasi daerah (municipal bonds) dalam 19 pekan berturut-turut.  

Kendati 2016 diawali dengan kesuraman,  namun ada secercah harapan bagi investor.

Pertama,  rata-rata kerugian investor di bulan Januari sebesar 6,3% sebetulnya lebih baik dibandingkan dengan penurunan  Nasdaq yang mencapai 8% di tengah bulan terburuknya sejak 2010.

Yang paling penting, bursa saham mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan di satu setengah pekan terakhir Januari lalu.  Indeks Dow meroket 1,015 points di antara titik terendah 20 Januari dan penutupan di Jumat terakhir (29/1)/

 “Rally di akhir bulan telah mencegah kerusakan yang utuh,”  tulis Bespoke Investment Group dalam sebuah report yang disampaikan kepada para kliennya.

Membaiknya sentimen di Wall Street didorong rally tajam harga minyak. Selain itu pasar juga sudah bisa melakukan pemisahan (decoupling) dengan gejolak liar bursa China.Angin segar juga datang dari stimulus beberapa bank sentral, khususnya bank sentral Jepang.

Sebagian besar orang tahu, Januari cenderung menjadi barometer  sepanjang tahun di pasar saham. Jadi, berdasar S&P Capital IQ, ketika indeks S&P 500 anjlok lebih dari 4,6% , maka bursa secara rata-rata terpuruk 6,1% di sepanjang tahun.

Namun, yang tidak disadari kebanyakan orang adalah kinerja yang buruk di bulan Januari tidaklah membuat sepanjang tahun terpuruk dalam ‘kiamat’. Apa lagi, grup riset tersebut menyatakan,  dalam 11 bulan berikutnya harga meningkat lebih dari separo ketika S&P 500 jatuh  dalam di bulan Januari.

David Kelly, Chief Global Strategist JP Morgan Funds, termasuk orang yang melihat sisi baik dari kesuraman di bulan Januari itu.  

Kelly menilai, meskipun ekonomi global kini lemah, namun perekonomian  dunia  akan menguat di 2016  seiring meningkatnya keuntungan korporasi.

Itu sebabnya Kelly menyarankan agar kliennya tidak mencampakkan saham dari portofolio mereka.

 “Suku bunga yang luar biasa rendah dan valuasi saham yang belakangan ini sangat rendah di seluruh dunia, tak pelak menjadi argumentasi logis untuk menambah porsi investasi di saham,” tulis Kelly dalam sebuah catatan untuk  investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×