kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar menunggu hasil rapat FOMC


Rabu, 30 Januari 2013 / 07:54 WIB
Dollar menunggu hasil rapat FOMC
ILUSTRASI. Jalan Tol. KONTAN/Baihaki/16/04/2021


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pasalnya, para pelaku pasar memperkirakan akan ada perubahan kebijakan stimulus pembelian aset pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Kamis. Para pelaku pasar cenderung berharap program stimulus pembelian aset akan berlanjut.

Pasangan EUR/USD, Selasa (29/1) pukul 17.15 WIB, terkoreksi 0,10% menjadi 1,3443 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD menguat 0,33% menjadi 1,0452. Sementara, pasangan USD/JPY melemah 0,31% menjadi 90,58.

Analis senior Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan, pairing EUR/USD masih bergerak di rentang sempit. Koreksi yang terjadi saat ini murni karena sikap menunggu dari pasar dan minimnya informasi yang mampu mempengaruhi pergerakan. "Sampai keluar pernyataan resmi dari pejabat FOMC, pergerakan EUR/USD akan cenderung sideways," kata Ariana.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, pasar uang dunia memang berada dalam keadaan stagnan, kecuali pairing AUD/USD. Pergerakan AUD/USD cenderung tertekan sepekan terakhir, sehingga saat ini harga kembali naik. "Membaiknya indeks kepercayaan bisnis ini menjadi alasan pelaku pasar untuk mengambil posisi beli," kata Nizar.

Indeks kepercayaan bisnis Australia bulan Januari membaik menjadi 3 dibanding bulan lalu, -9. Kenaikan AUD/USD terbatas karena bayang-bayang ancaman pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Australia.

Suluh Adil Wicaksono, analis senior Askap Futures mengatakan, ada indikasi jenuh beli pada pairing USD/JPY. Adanya ekspektasi hawkish alias upaya mengatasi inflasi misalnya kenaikan bunga, pada rapat FOMC membuat dollar AS cenderung tertekan. Consumer confidence yang diprediksi menurun juga menjadi alasan pelaku pasar melepas dollar AS. "Indikasi naik tetap ada walau kecil, karena pairing ini sudah memasuki kondisi overbought," kata Suluh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×