kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS tertekan, rupiah berpotensi rebound lagi


Selasa, 06 Februari 2018 / 18:27 WIB
Dollar AS tertekan, rupiah berpotensi rebound lagi
ILUSTRASI. Petugas Menghitung Uang Rupiah di Bank


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepanikan di pasar saham Wall Street merembet pada indeks saham Indonesia dan mata uang dunia. Akibatnya, rupiah terkoreksi karena pasar tengah beralih ke aset aman. 

Pada Selasa (6/2), rupiah di pasar spot ditutup tertekan 0,15% ke Rp 13.540 per dollar AS. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,59% ke Rp 13.578 per dollar AS.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong menyatakan, koreksi rupiah ini lantaran investor global tengah berlari ke aset aman dan obligasi negara Amerika Serikat. Penyebabnya adalah karena pasar saham AS tengah anjlok dan investor lari ke surat utang AS yang sedang dalam posisi yield rendah.

Mengutip Bloomberg, yield surat utang Amerika hari ini untuk tenor 10 tahun tengah turun ke level 2,689% atau turun 15,6 basis poin dari posisi sehari sebelumnya. Angka ini sudah turun dari level pada 2 Januari lalu di 2,84% yang menjadi level tertinggi sejak April 2014 lalu.

"Sedang terjadi aksi risk aversion dimana harga emas naik dan obligasi AS juga naik," jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2). Akibatnya terjadi penarikan besar dari aset saham dan mata uang emerging market, termasuk rupiah yang alami depresiasi.

Dalam waktu dekat, data yang bisa dinantikan pasar adalah rilis Statistik Cadangan Devisa Januari 2018 yang akan terbit besok. Namun Lukman melihat, rupiah berpotensi melanjutkan kondisi koreksi yang terbatas pada rentang Rp 13.500 - Rp 13.625 per dollar AS.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, koreksi rupiah saat ini masih dalam batas aman. "Investor akan panik kalau pergerakan swing rupiah sudah capai 1%," jelasl kepada Kontan, Selasa (6/2).

Anjloknya bursa Wall Street diikuti oleh turunnya dollar AS dan naiknya minat pasar ke obligasi AS yang dalam yield rendah, yen dan komoditas emas. Tak lupa, dalam kondisi dollar AS turun maka minat pada perdagangan komoditas akan besar. Akibatnya, rupiah yang merupakan mata uang komoditas berpeluang naik.

Atas pertimbangan tersebut, David melihat rupiah berpeluang menguat tipis pada perdagangan besok Rabu (7/2) ke rentang Rp 13.490 - Rp 13.590 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×