Reporter: Anna Marie Happy, Ruisa Khoiriyah | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARta. Keperkasaan dollar Amerika Serikat (AS) kembali melibas valuta utama. Indeks dollar AS, per akhir pekan lalu, sudah naik hingga 2,59% di tahun ini. Sedangkan selama setahun terakhir, indeks dollar AS, akhir pekan lalu sudah menguat hingga 10% menjadi, 82,25.
Penguatan dollar AS ini adalah yang pertama dalam tiga pekan terakhir. Pemicunya adalah pernyataan bank sentral AS, The Federal Reserve, pekan lalu, terkait program stimulus AS.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, menilai, hasil rapat bank sentral AS melontarkan sinyal suramnya perekonomian AS. Pelaku pasar langsung terpicu mengalihkan asetnya ke valuta safe haven, termasuk dollar AS.
"Bank sentral Jepang yakni Bank of Tokyo memanfaatkannya untuk menambah stimulus dengan program pembelian aset, hingga yen makin melemah," kata dia.
Aroma krisis di Eropa yang tak menipis, membuat dominasi dollar AS, nyaris tanpa tanding sepanjang tahun ini. Dollar AS menguat 0,5% menjadi 1,2570 per euro, akhir pekan lalu.Berpasangan dengan yen Jepang dan poundsterling, the greenback juga menguat. USD/JPY ditutup menguat 0,19% menjadi 80,43, penutupan Jumat kemarin. Adapun GBP/USD melemah 0,03% menjadi 1,5588.
"Proyeksi The Fed terdengar lebih pesimistis ketimbang perkiraan para pelaku pasar. Namun, dollar AS bertendensi untuk terus menguat," ujar Alan Ruskin, Global Head of Group Foreign Exchange Strategy di Deutsche Bank AG New York, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (23/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News