kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS ditenagai data ekonomi tekan sterling


Selasa, 07 November 2017 / 19:53 WIB
Dollar AS ditenagai data ekonomi tekan sterling


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fundamental Amerika Serikat kali ini mendorong dollar AS mengungguli kinerja poundsterling yang terus dibebani kekhawatiran efek Brexit. Pasar masih kecewa dengan pernyataan gubernur Bank of England (BoE) yang tidak memberikan kepastian kenaikan suku bunga lanjutan. Namun secara teknikal, sterling masih bisa mengungguli dollar.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/11) pukul 17:44 WIB, pasangan GBP/USD melemah 0,18% ke level US$ 1,3148 per sterling dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, pasangan ini telah melemah 1,02% dari US$ 1,3283 per sterling.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menjelaskan, walau dollar AS sempat tertahan oleh rilis data tenaga kerja Oktober yang cenderung mengecewakan. Namun, pasar tetap melihat prospek perekonomian negaranya bakal bagus akibat reformasi pajak yang bakal memperkuat kebijakan fiskal AS.

Rilis data Oktober menunjukkan pada kategori perubahan pekerja sektor non-pertanian meleset ke 216.000 dari prediksi 312.000. Ada pula data rata-rata gaji perjam yang stagnan tidak berubah dibandingkan periode sebelumnya. Namun untungnya, data AS masih ditopang oleh Indeks Manajer Pembelian sektor Manufaktur atau ISM Non-Manufacturing PMI yang bagus di level 60,1.

Terbaru dari AS, pengumuman kemunduran gubernur bank sentral distrik New York, William Dudley yang akan keluar pada pertengahan 2018 esok diprediksi tidak akan terlalu mempengaruhi pasar dalam jangka pendek. Namun demikian, pasar telah memulai prediksi bursa calon pengganti dan mengeluarkan nama Kevin Wash yang sempat menjadi anggota kandidat pengganti Janet Yellen.

"Wash lebih condong pada kenaikan suku bunga dan menginginkan kebijakan lebih longgar pada sektor perbankan, bisa jadi akan bagus untuk AS," jelas Wahyu kepada KONTAN, Selasa (7/11).

Sedangkan dari sisi sterling, sejak pengumuman kenaikan suku bunga Bank of England, sterling malah koreksi akibat kecewa dengan pernyataan gubernur Mark Carney yang tidak memberikan sinyal kenaikan suku bunga lanjutan.

"Hingga 2020 wacana hike hanya sekitar dua kali, ini membuat pound makin jatuh dihadapan mata uang lain," jelas Wahyu.

Ke depan, pasar akan terus menantikan penyelesaian dari negosiasi Brexit untuk sterling yang masih belum memberikan sinyal positif bagi Inggris. Sedangkan dari sisi AS, pengumuman pembukaan lapangan pekerja baru yang akan rilis hari ini seharusnya memberikan angka bagus karena rebound dari hantaman badai pesisir.

Walau demikian secara teknikal, Wahyu melihat adanya potensi kenaikan pasangan ini yang terlihat dari indikator relative strength index (RSI) berada di 47,93% dan indikator moving average (MA) bergerak di area positif. Namun indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif dan Stochastic bergerak di level 34.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×