kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi jadi salah satu strategi Indika Energy tahun ini


Kamis, 26 April 2018 / 17:21 WIB
Diversifikasi jadi salah satu strategi Indika Energy tahun ini
ILUSTRASI.


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski harga batubara sedang merangkak naik, PT Indika Energy Tbk (INDY) tak mau ongkang-ongkang kaki. Tahun ini, INDY tetap melihat potensi bisnis baru yang dapat jadi mesin pencetak uang.

Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid mengatakan, Indika melihat potensi cukup besar untuk bisnis penyimpanan bahan bakar. "Apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang ingin membuat harga bahan bakar merata di Indonesia," ujar Arsjad, Kamis (26/4).

Belum lama ini, Indika berinvestasi US$ 108 juta untuk membangun terminal produk bahan bakar di Kariangau, Kalimantan Timur. INDY menandatangai kontrak dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dan pengiriman produk bahan bakar selama 20 tahun.

Ke depan, tak menutup kemungkinan Indika juga menawarkan fasilitas serupa untuk perusahaan minyak lainnya. Luas tanah milik Indika yang tersedia untuk penyimpanan sekitar 60 hektare (ha). Fasilitas yang tengah dibangun untuk Exxon tak lebih dari 10 ha.

Bisnis penyewaan fasilitas penyimpanan bahan bakar cukup menggiurkan. Selain ada dukungan pemerintah, risikonya juga relatif lebih kecil. "Karena kami tidak ambil posisi dalam trading-nya, kami hanya sewakan saja," kata Arsjad.

Selain bisnis penyimpanan bahan bakar, Indika juga mempelajari potensi bisnis non batubara lainnya. Misalnya, energi terbarukan bertenaga surya, angin hingga tenaga hydro atau air. Tapi, Indika masih melihat dan memperhitungkan risiko untuk menggarap sektor energi terbarukan ini.

"Kami harus lihat bagaimana keadaan industrinya, regulasinya, dan kami juga harus memperhitungkan risikonya apakah menguntungkan untuk stakeholder atau tidak," tandas Arsjad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×