kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dijual hingga 17 Maret, SR014 sudah kantongi permintaan Rp 5,35 triliun


Sabtu, 06 Maret 2021 / 15:05 WIB
Dijual hingga 17 Maret, SR014 sudah kantongi permintaan Rp 5,35 triliun
ILUSTRASI. Sukuk ritel seri SR014 menawarkan kupon 5,47% per tahun yang dibayarkan setiap bulan.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa penawaran sukuk ritel seri SR014 masih berlangsung hingga 17 Maret 2020 mendatang. Mengutip laman Investree, Sabtu (6/3) siang, penjualan SR014 secara nasional mencapai Rp 5,35 triliun. 

Kupon SR014 yang sebesar 5,47% memang lebih kecil jika dibandingkan dengan ORI019 yang sebesar 5,57%. Tapi selisih tipis tersebut masih dinilai menarik. 

Ekonom dan para mitra distribusi optimistis target penjualan dari pemerintah berpotensi tercapai. Salah satu mitra distribusi SR014, yaitu BNI memaparkan penjualan SR014 hingga Jumat (5/3), mencapai Rp 330 miliar. Sementara, target awal penjualan di BNI sebesar Rp 400 miliar atau sudah tercapai 82,5%. 

Deputy General Manager Divisi Wealth Management Bank Negara Indonesia (BNI) Widi Hantono memproyeksikan di sisa penawaran SR014 yang masih 11 hari lagi target penjualan pemerintah berpotensi tercapai. 

Baca Juga: Pemerintah Tawarkan SR014 dengan Kupon Sebesar 5,47%

"Potensi minat masyarakat masih tinggi, BNI akan mendukung langkah Kementerian Keuangan untuk meningkatkan target total penjualan, dan optimistis target tersebut dapat tercapai," kata Widi. 

Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengapresiasi penjualan SR014 saat ini. Menurut dia, di tengah tren suku bunga yang terus menurun, tawaran kupon SR014 sebesar 5,47% jadi cukup menarik. 

Namun, Josua menilai SR014 yang dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder ini berpotensi kurang menarik untuk dijual sebelum jatuh tempo. Penyebabnya, kondisi saat ini yield cenderung bergerak naik seiring tren kenaikan yield US Treasury. Alhasil, harga obligasi berpotensi menurun. 

Namun, Jousa mengamati selama ini investor Surat Berharga Negara (SBN) ritel cenderung memegang kepemilikan obligasi ritel mereka hingga jatuh tempo. "Investor ritel yang cendeurng hold to maturity tidak akan terpengaruh gejolak kenaikan yield atau penurunan harga obligasi di pasar sekunder", kata Josua. 

Alhasil, Josua juga optimistis target awal pemerintah berpotensi tercapai atau paling tidak mendekati. 

Selanjutnya: Catat jadwal penerbitan enam SBN ritel tahun ini, paling dekat ORI019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×