kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data ritel sales Indonesia turun, IHSG sesi 1 anjlok 1,34% simak faktor lain


Senin, 12 April 2021 / 12:18 WIB
Data ritel sales Indonesia turun, IHSG sesi 1 anjlok 1,34% simak faktor lain
ILUSTRASI. Data ritel sales Indonesia turun, IHSG sesi 1 anjlok 1,34% simak faktor lain.Saham yang dijual asing terbesar diantaranya ASII, BBCA, BBTN dan lainnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG pada perdagangan hari ini sesi 1 ditutup melemah 1,34% di level 5.989. Transaksi mencapai Rp 5.28 triliun dengan volume transaksi 10,23 miliar saham. Asing melakukan aksi jual bersih Rp 37,01 miliar . 

Saham-saham LQ45 yang dijual asing diantaranya sebagai berikut: 
1. ASII Rp 52 miliar
2. BBCA Rp 44 miliar
3. BBTN Rp 42 miliar
4. ACES Rp 19 miliar
5. TKIM Rp 19 miliar 
6. PGAS Rp 14 miliar
7. PWON Rp 12 miliar

Baca Juga: Berikut sejumlah sentimen penggerak IHSG dan proyeksi pekan depan

Adapun semua sektor bergerak  membebani laju indeks perdagangan sesi 1 ini meliputi sektor  Agriculture (-0.579%), Finance (-1.067%), Basic-Ind (-1.102%), Consumer (-1.29%), Trade (-1.303%), Manufactur (-1.368%), Infrastructure (-1.391%), Mining (-1.998%), Misc-Ind (-2.297%), Property (-2.595%).

Analis Erdikha Elit Sekuritas, Regina Fawziah menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG baik dari domestik maupun eksternal. 
Pertama dari domestik pada minggu lalu ada data ekonomi Indonesia yakni rilis data IKK dan Cadangan Devisa (Cadev) selama bulan Maret. Dimana IKK mengalami kenaikan dari sebelumnya 85,8 menjadi 93,4. 

"Meskipun jika kita melihat dari acuan IKK Indonesia, angka tersebut masih di bawah 100 atau yang berarti masyarakat masih belum sepenuhnya optimistis dengan pertumbuhan ekonomi yang ada selama enam bulan ke depan," kata Regina dalam riset. 

Sementara cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan dari sebelumnya US$ 138,8 juta kini menjadi US$ 137,1 juta. Penurunan tersebut terjadi karena adanya pembayaran utang pemerintah yang jatuh tempo. 

Kemudian dari sentimen eksternal yang mempengaruhi IHSG dan bursa global yakni adanya pernyataan the fed mengenai kebijakan moneter. The Fed dalam waktu dekat tidak akan ada kebijakan moneter yang dilakukan. 

Baca Juga: IHSG anjlok 1,34% ke 5.989 pada sesi I hari ini, asing lepas ASII, BBCA dan BBRI

Lalu, selanjutnya stimulus pemerintah untuk pembangunan infrastruktur senilai US$ 2 triliun juga masih menjadi perhatian para pelaku pasar. Dimana dari stimulus tersebut para pelaku pasar memperhatikan bagaimana breakdown dari stimulus tersebut dan dampaknya sektor atau komoditas apa saja. 

"Menurut kami adanya stimulus tersebut nantinya harga komoditas seperti nikel, baja, dan minyak mentah akan terpengaruhi, serta dari aset safe haven komoditas seperti emas juga terpengaruhi namun berkorelasi negatif, atau mengalami penurunan nantinya," terang Regina. 

Pekan ini, pelaku pasar menurut Regina akan dipengaruhi data ekonomi mengenai penjualan ritel Indonesia yang melemah dibandingkan sebelumnya -16.4% pada bulan Januari menjadi -18.1%. Pelemahan ini terjadi sudah 15 bulan berturut-turt sejak awal tahun 2020. 

Penyebab turunnya angka penjualan ritel ini juga tak lepas dari adanya dampak penyebaran virus Covid-19 yang melanda Indonesia dan hampir seluruh negara didunia. Hal ini membuat masyarakat cenderung menahan belanja sehingga penjualan ritel mengalami penurunan. 

Penurunan penjualan tertinggi terjadi pada alat informasi dan komunikasi yakni sebesar -39.7% dari sebelumnya 38.8% pada Januari, lalu makanan, minuman dan tembakau juga menurun -9.8% dibandingkan sebelumnya -7.0%. 

Belanja bahan bakar juga turun dari sebelumnya -17.6% menjadi 17.1%, peralatan rumah tangga -27.4% dari sebelumnya -25.8%. Terakhir ada barang budaya dan rekreasi yang mengalami penurunan sebesar 61% dari sebelumnya -53%. Ppenurunan barang budaya dan rekreasi ini menjadi penurunan terbesar kedua setelah informasi dan komunikasi. Secara bulanan angka penjualan ritel mengalami penurunan 2.7%. 

Minggu ini, menurut Regina, juga akan ada rilis data mengenai neraca perdagangan, ekspor dan impor selama bulan Maret yang akan rilis hari Kamis. 

Neraca Perdagangan Indonesia menurut konsensus Trading Economics akan turun menjadi US$ 1,5 miliar dari sebelumnya US$ 2,01 miliar. Sedangkan dari ekternal seperti China akan rilis data mengenai neraca perdagangan, ekspor dan impornya. 

Baca Juga: Net sell asing capai Rp 61 miliar, IHSG terseok ke 6.040 pada perdagangan pagi ini

Lalu dari Euro Area akan rilis data penjualan ritelnya selama Februari, kemudian dari Amerika Serikat akan rilis data inflasi secara YoY dan MoM nya selama bulan Maret serta tingkat inflasi intinya juga (core inflation rate). Dimana angka inflasi Amerika Serikat diperkirakaan mengalami kenaikan dari sebelumnya. 

Dimana terjadi kenaikan pada angka inflasi yang ada, hal tersebut akan mendorong yield obligasi US tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan, karena korelasi pergerakan antara yield obligasi dengan inflasi yaitu positif atau bergerak searah. 

Selain angka inflasi, dari US juga akan rilis data mengenai penjualan ritel dan data Manufacturing Productions secara YoY dan MoM pada bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×