kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat dana talangan Rp 3 triliun, ini rencana Krakatau Steel (KRAS)


Rabu, 15 Juli 2020 / 19:27 WIB
Dapat dana talangan Rp 3 triliun, ini rencana Krakatau Steel (KRAS)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di semester kedua 2020 ini, pemerintah akan memberikan dukungan kepada lima badan usaha milik negara (BUMN) melalui skema investasi pemerintah non permanen. Bantuan ini diberikan sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Salah satu emiten pelat merah yang mendapat dana talangan ini adalah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Emiten penghasil baja ini akan memperoleh pinjaman Rp 3 triliun.

Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel mengatakan, dana ini akan digunakan untuk memberi relaksasi bagi pelanggan. Silmy mengatakan, nantinya Krakatau Steel bisa memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan. Tujuannya, agar pelanggan tetap bisa memesan baja dan tetap beroperasi.

“Ini untuk menjaga industri hilir baja dan industri pengguna baja untuk tetap beroperasi,” ujar Silmy kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7).

Baca Juga: KRAS Menghabiskan Rp 1,09 triliun Dana Rights Issue untuk Pabrik HSM 2

Melansir pemberitaan sebelumnya, Silmy sempat mengajukan agar dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 3 triliun tersebut untuk ditempatkan pada akun giro special purpose vehicle (SPV). Kemudian, akan dijadikan jaminan trade facility untuk membeli bahan baku lalu memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan.

Meski demikian, Silmy mengatakan saat ini skema tersebut belum final. “Itu tergantung keputusan DPR dan nantinya di Menteri Keuangan. Saat ini tidak bisa saya sampaikan,” sambung dia.

Seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi, Silmy mengatakan tingkat penjualan KRAS pun mulai membaik. Per Juni 2020, tingkat penjualan sudah mencapai 60% dari kondisi normal, membaik dari penjualan Mei 2020 yang hanya 40%. Silmy berharap, tingkat penjualan akan meningkat menjadi 80% di triwulan ketiga 2020 ini.

Baca Juga: Pengamat: Investasi non permanen dari pemerintah hanya efektif untuk BUMN tertentu

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan dana talangan ini menjadi sentimen positif bagi pemulihan kinerja KRAS. Sebab, dengan dana talangan ini, struktur modal kerja KRAS menjadi lebih kuat.

Hanya saja, akan menjadi lebih positif lagi apabila KRAS mampu mengelola dan menghasilkan lebih dari dana talangan tersebut. “Dana talangan yang masuk sebagai modal kerja kemudian mereka gunakan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis, paling tidak bisa meningkatkan pangsa pasar,” ujar Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7).

Reza menilai, pasar produk baja masih sangat prospektif. Mulai dari sektor konstruksi, otomotif, hingga industri manufaktur pendukung lainnya pun membutuhkan produk baja. Sehingga, kesempatan KRAS untuk melebarkan sayapnya baik ke pasar domestik maupun luar negeri pun terbuka lebar.

Baca Juga: Pemerintah kucurkan investasi ke BUMN Rp 19,7 triliun, untuk apa saja?

Hanya saja, Reza menilai KRAS masih dihadapkan dengan masalah efisiensi produksi. Selain itu, produk baja lokal juga menghadapi masalah skala ekonomi (economic scale), yakni dimana menurunnya biaya produksi per unit yang dibarengi dengan meningkatnya volume produksi (output).

Nah, biasanya harga produk baja tanah air lebih mahal dibandingkan dengan produk impor. Sehingga, banyak konsumen dalam negeri yang lebih memilih produk baja impor “Jadi, kembali lagi ke masalah harga. Jika KRAS tidak bisa bersaing dengan pemain lain utamanya importir,sepertinya masih akan sulit,” sambung dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×