kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana asing di pasar saham capai Rp 19 triliun


Rabu, 06 Maret 2013 / 06:58 WIB
Dana asing di pasar saham capai Rp 19 triliun
ILUSTRASI. Cukup Mengganggu, Ketahui 3 Penyebab Muncul Jerawat di Alis


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Aliran dana asing yang masuk ke pasar saham kian membuncit. Sampai Selasa (5/3), asing di pasar saham masih mencatatkan beli bersih Rp 19,26 triliun. Angka tersebut bahkan lebih besar dari jumlah beli bersih asing sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp 15,88 triliun. Para analis menilai, aksi beli asing masih akan berlanjut sepanjang tahun ini.

Setiawan Efendi, analis Phintraco Securities bilang, sentimen eksternal dan internal memang cukup mendukung. Sentimen internal yang dimaksud seperti data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan lainnya masih cukup bagus.

Sentimen eksternal, menurut Setiawan, tidak banyak berubah. Kondisi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa belum banyak ada perbaikan. "Selama Eropa dan AS kondisinya masih tidak baik, saya rasa asing masih akan menempatkan dana di Asia termasuk Indonesia," papar dia.

Meski demikian, Setiawan tetap menyarankan investor berhati-hati kalau ada pembalikan arah. Sebab, masuknya dana asing ternyata tidak tercermin nyata pada nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.

Sepanjang tahun ini, USD/IDR masih bertengger di kisaran 9.704. Jauh lebih tinggi dari sepanjang 2012 di 9.388.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia juga menyarankan investor tetap berhati-hati. "Tidak usaha menunggu asing keluar dari pasar saham. Ketika awal pekan ini, asing memperkecil porsi pembelian, IHSG sudah merosot," ujar dia.

Satrio pun menyarankan, investor menghindari saham yang kemarin menjadi incaran investor. Saham tersebut diantaranya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Saham tersebut dua hari belakangan juga menjadi penggerus IHSG. Meski sudah turun, Satrio tidak buru-buru menyarankan beli pada saham tersebut. "Sebaiknya tunggu dulu sampai aksi jual tersebut selesai," kata dia.

Pilihan lain adalah bisa memanfaatkan musim laporan keuangan para emiten lapis kedua. "Asing biasanya tidak suka main di saham lapis kedua. Jadi sentimen penggeraknya minim," tutur Satrio.

Para analis juga masih yakin IHSG masih akan melanjutkan tren naik. Andy Wibowo Gunawan, analis AAA Sekuritas dan Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas yakin IHSG akan ke level 5.000 - 5.250 sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×