kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daewoo: Rating S&P diperkirakan bertahan


Senin, 16 Mei 2016 / 21:36 WIB
Daewoo: Rating S&P diperkirakan bertahan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Beberapa saat lalu Lembaga rating Standard & Poor's (S&P) sudah bertemu sejumlah pejabat di Indonesia. Hasil kunjungannya itu akan diumumkan secara resmi akhir Mei 2016 ini.

Menurut Taye Shim, Kepala Riset Daewoo Indonesia Securities mengatakan ada kemungkinan rating investment grade dari S&P tidak akan berubah.

Rating tersebut bisa berubah hanya di sosok Presiden Joko Widodo yang dapat bisa meyakinkan pihak S&P.

"Tidak ada indikator yang menunjukkan ada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka dibutuhkan argumen yang meyakinkan untuk merubah rating tersebut," kata Taye.

S&P satu-satunya lembaga rating internasional yang belum memberikan predikat investment grade. Fitch dan Moody's sudah lebih dulu menetapkan Indonesia sebagai investment grade.

Dalam pertumbuhan GDP Indonesia kuartal I-2016 ada kenaikan 4,9% YoY. Namun pengeluaran pemerintah hanya bertumbuh 2,9% yang kontras dengan agresivitas kebijakan pemerintah.

Selain itu kenaikan pertumbuhan konsumsi hanya 4,9 YoY yang menandakan masih lambat di samping tingkat inflasi yang rendah. Daewoo sendiri memperkirakan GDP Indonesia pada tahun 2016 meraih kenaikan 5,1% dan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS berada di kisaran Rp 13.500.

Sementara itu emiten dari LQ45 hanya bertumbuh 1,5% YoY, Investor asing pun sudah melakukan aksi net selling sejak beberapa minggu ini.

Taye juga bilang saat ini pasar terus menunggu pada kebijakan dari Federal Reserve. Faktanya Dari data tingkat pengangguran The Fed memprediksi ada penurun 5% dan itu terbukti di April lalu.

Kedua, pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat menarik perhatian Indonesia. Ketiga, perkembangan ekonomi global saat ini berangsur normal setelah sempat menurun yang ditandai dengan harga energi yang sempat anjlok sekarang mulai pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×