kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Central Proteina ubah porsi private placement


Rabu, 22 November 2017 / 18:49 WIB
Central Proteina ubah porsi private placement


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) akan melakukan penambahan modal perusahaan melalui pengeluaran saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement.

Rencana tersebut berdasar prospektus yang diterbitkan manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (22/11). Dalam keterangan tersebut, CPRO disebutkan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 19,88 miliar saham baru seri B dengan jumlah nominal Rp 50 per saham.

Sebelumnya, CPRO mengumumkan akan menerbitkan 19,10 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 47,2% dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp 13.500. Namun, untuk mengantisipasi perubahan kurs mata uang dollar AS terhadap rupiah, serta proses persetujuan dari pemegang obligasi dalam rangka Scheme of Arrangement, maka CPRO menambahkan jumlah maksimum saham baru. Jumlahnya menjadi 19,88 miliar saham baru atau 49,12%.

Aksi korporasi ini ditujukan dalam rangka mengurangi utang-utang perusahaan. Selain juga untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan ingin memperbaiki posisi keuangan dan operasional. Baik untuk CPRO maupun untuk anak perusahaan CPRO.

Untuk memuluskan rencana tersebut, CPRO akan meminta restu kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada Jumat (24/11).

Berdasarkan Laporan Keuangan per 30 Juni 2017, ekuitas CPRO menunjukkan penurunan yang signifikan menjadi minus Rp 2,09 triliun. Dibandingkan posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 180,9 miliar. Penurunan ekuitas ini disebabkan CPRO mengalami rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 2,25 triliun. Terutama akibat amortisasi obligasi yang direstrukturisasi sebesar Rp 1,05 triliun dan beban operasi lain sebesar Rp 1 triliun.

Beban operasi lain terjadi karena perubahan pola budidaya di tambak. Beban operasi antara lain berupa cadangan penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp 438,02 miliar, rugi penurunan nilai aset tetap sebesar Rp 242,45 miliar. Kewajiban pembayaran kembali utang bank plasma Rp 177,07 miliar dan cadangan penurunan nilai persediaan sebesar Rp 136,37 miliar.

Di sisi lain, liabilitas CPRO menunjukkan peningkatan signifikan terutama karena kenaikan utang obligasi sebesar Rp 1,11 triliun. Akibat seluruh amortisasi obligasi yang seharusnya dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2020, dibebankan sekaligus ke tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×