kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Capex emiten sektor konsumsi moncer


Sabtu, 22 Oktober 2016 / 11:07 WIB
Capex emiten sektor konsumsi moncer


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penyerapan belanja modal atawa capital expenditure (capex) emiten sektor konsumsi cukup kencang. Realisasi capex PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sudah mencapai Rp 1,25 triliun hingga kuartal III 2016.

Tahun ini, UNVR mengalokasikan capex Rp 2 triliun. Jadi, mereka telah merealisasikan sebesar 62% dari target capex di 2016. “Itu untuk penambahan kapasitas sembilan pabrik dan kantor pusat kami yang pindah ke daerah Bumi Serpong Damai (BSD),” ungkap Sekretaris Perusahaan UNVR Sancoyo Antarikso, Kamis (20/10) lalu.

Demikian pula PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Emiten ini menyiapkan capex tahun ini sebanyak Rp 1,5 triliun. "Realisasinya sudah 75%," ujar Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary KLBF Vidjongtius kepada KONTAN, Jumat (21/10).

Angka tersebut setara Rp 1,12 triliun. Mayoritas capex KLBF tahun ini untuk ekspansi pabrik farmasi, consumer health, serta distribusi. "Semua proyek tahun ini masih inline dan on track," katanya.

PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) juga cepat merealisasikan capex. Mereka sudah menyerap 75% capex. Adapun anggarannya tahun ini US$ 4,8 juta. Perseroan juga menyiapkan US$ 29 juta untuk keperluan investasi membangun pabrik saniter di Surabaya.

Dari bujet ini, sebesar 50% telah terserap. Sedangkan penyerapan capex sektor infrastruktur cenderung tersendat. PT Jasamarga Tbk (JSMR), misalnya, malah merevisi capex 2016 karena daya serap sangat minim. Dari total alokasi capex lebih dari Rp 13 triliun, JSMR baru memakai Rp 6 triliun.

Minimnya realisasi capex lantaran proses pembebasan lahan di sejumlah proyek jalan tol berjalan lambat. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) juga mencatatkan realisasi capex yang minim.

Per September lalu, WTON baru menggunakan Rp 150 miliar atau setara 35% dari total capex tahun ini. Terlepas dari siklus bisnis proyek infrastruktur yang baru terlihat ramai mendekati akhir tahun, laju investasi di dalam negeri masih melambat.

Otomatis, ini memengaruhi ekspansi emiten yang berada di sektor tersebut. Di sisi lain, penyerapan capex sektor konsumsi dan penunjangnya yang moncer tak mutlak menjadi indikator membaiknya perekonomian dalam negeri.

Analis NH Korindo Securities Muhammad Ikhsan menjelaskan, consumer spending Indonesia memang bertumbuh 1,28% secara kuartalan jadi Rp 1.263 triliun, atau tahunan meningkat 4,7%. Pertumbuhan ini seiring membaiknya ekonomi kita.

Namun, menurut Ikhsan, sifat sektor konsumer yang berkaitan langsung dengan disposable income untuk sementara masih tidak memiliki sentimen positif, selain dari tingkat daya beli. “Meski suku bunga terus turun, upah tidak berubah, membuat pendapatan yang siap dibelanjakan berbanding lurus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×