kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejalan penurunan nilai rupiah, cadangan devisa masih bisa terpangkas lagi


Kamis, 08 Maret 2018 / 07:23 WIB
Sejalan penurunan nilai rupiah, cadangan devisa masih bisa terpangkas lagi
ILUSTRASI. Uang rupiah dan dollar AS


Reporter: Adi Wikanto, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia gagal memecah rekor lagi. Tren penambahan cadangan devisa yang berlangsung sejak November 2017 terhenti pada Februari 2018. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2018 sebesar US$ 128,06 miliar.

Jumlah itu turun dibandingkan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar US$ 131,98 miliar. Penurunan cadangan devisa terjadi karena adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi oleh penurunan penempatan valas perbankan di BI sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.

Stabilisasi rupiah dilakukan BI seiring dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Februari 2018. Sampai akhir bulan tersebut, kurs rupiah mencapai level terendah yakni Rp 13.707 per dollar AS.

Dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, maka potensi penurunan cadangan devisa akan berlanjut pada Maret ini. "Pasokan devisa pada Maret bertambah dari penerbitan green bond US$ 3 miliar, tapi tekanan rupiah sangat berat, kebutuhan intervensi pasar juga besar," jelas Ekonom BCA, David Sumual, Rabu (7/3).

Apalagi di awal bulan ini, rupiah masih melanjutkan pelemahan akibat tekanan rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve. Kabar itu menimbulkan sentimen keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia yang sepanjang tahun ini mencapai Rp 13,33 triliun.

Khusus Maret, dana asing keluar Rp 4,76 triliun. "Harus ada kebijakan untuk memperbesar pasokan valuta asing, misalnya seperti di Malaysia dan Thailand, eksportir wajib membawa masuk hasil ekspor," jelas David.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang, BI harus membuat langkah stabilisasi rupiah secara proporsional. Ini agar cadangan devisa tidak terkuras untuk operasi moneter. "BI juga perlu komunikasi ke pelaku pasar supaya tidak panik melakukan pembelian dollar karena spekulasi," terang Josua.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menilai penurunan cadangan devisa bukan masalah. Sebab cadangan devisa cukup untuk 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×