kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BWPT mengerem penanaman lahan baru


Jumat, 13 November 2015 / 16:13 WIB
BWPT mengerem penanaman lahan baru


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Eagle High Plantations Tbk tidak akan ekspansif melakukan penanaman lahan baru. Malah, pada tahun depan, emiten dengan kode saham BWPT ini berencana tidak akan melakukan penanaman lahan baru.

Sekretaris Perusahaan BWPT Rudi Suhendra mengatakan, keputusan tersebut lantaran kondisi ekonomi sedang tidak bagus. “Kami konservatif saja,” kata Rudy  di Jakarta,  Jumat, (13/11).

Ia menjelaskan, penanaman lahan baru membutuhkan pembiayaan agresif selama empat tahun. Padahal, harga komoditas kelapa sawit masih dalam tren melemah. Rudy mengatakan, perusahaan belum bisa memperkirakan sampai berapa lama tren ini akan berlangsung.

Selain alasan tersebut, ,Rudy mengatakan, BWPT masih memiliki kapasitas lahan yang cukup besar. Sebelum mengakusisi Greem Eagle Holdings Pte Ltd., luas lahan tertanam BWPT di bawah 100.000 hektar (ha). Kini, jumlah lahan tertanam sudah mencapai 153.000 ha.

Rencana penanaman lahan BWPT di tahun ini pun melenceng dari target. Semula, BWPT berencana melakukan penambahan sekitar 5.000 ha lahan baru. Namun, penanaman lahan baru hingga akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 1.500 ha.

Pada tahun ini, BWPT mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 800 miliar. Rudy mengatakan, BWPT telah menyerap capex sekitar Rp 500 miliar. Ia memperkirakan, BWPT tak akan menyerap capex secara penuh tahun ini.

Tahun depan, alokasi anggaran capex kurang lebih sama dengan tahun ini. Menurut Rudy, nilai belanja modalakan tergantung pada kondisi nilai tukar rupiah. Nantinya, capex tersebut akan digunakan untuk peningkatan nilai secara langsung.

Sekadar informasi, PT Rajawali Capital International saat ini tengah dalam proses melepas 37% saham BWPT ke Felda Global Ventures Holdings Berhad (FGV). Meski begitu, manajemen BWPT enggan menanggapi. "Bukan kapasitas kami untuk menjawab," tandas Direktur Utama BWPT Nicolaas Bernadus Tirtadinata yang sebelumnya merupakan Managing Director Rajawali untuk sektor agrikultur.

Proses perjanjian definitif terkait rencana transaksi antara Rajawali dan FGV mundur dari rencana. Semula, proses tersebut diperkirakan rampung akhir Oktober. Namun, tenggat waktu tersebut kini mundur menjadi 30 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×