kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BWPT menambah satu pabrik minyak sawit


Sabtu, 14 November 2015 / 15:00 WIB
BWPT menambah satu pabrik minyak sawit


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menggiatkan pembangunan pabrik. Emiten Grup Rajawali ini akan membangun satu pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam tahun depan.

Pabrik ini akan berlokasi di Kalimantan Timur. "Kami masih budgeting. Investasi mungkin sekitar Rp 140 miliar sampai Rp 160 miliar," ucap Rudy Suhendra, Sekretaris Perusahaan BWPT, kepada KONTAN, Jumat (13/11).

Saat ini, BWPT belum memulai proses tender untuk pembangunan pabrik. Rudy memperkirakan, konstruksi pabrik akan dimulai semester kedua 2016. Tahun ini, BWPT membangun dua pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Papua.

Kapasitas pabriknya masing-masing 45 ton TBS per jam yang dapat ditingkatkan menjadi 90 ton per jam. Untuk satu pabrik, BWPT menggelontorkan investasi sekitar Rp 200 miliar. Rudy memperkirakan, pabrik di Kalimantan Barat akan selesai kuartal pertama tahun depan.

Pabrik di Papua akan rampung kuartal keempat tahun depan. Saat ini, total kapasitas pabrik milik BWPT adalah 385 ton TBS per jam. Bila tiga pabrik itu rampung, maka kapasitasnya akan meningkat jadi 505 ton per jam.

Meski menambah kapasitas pabrik pengolahan, Eagle High tidak berencana menanam lahan baru. Rudy menyebut, BWPT masih memiliki kapasitas lahan yang cukup besar. Sebelum mengakusisi Greem Eagle Holdings Pte Ltd, lahan tertanam BWPT masih di bawah 100.000 hektare.

Kini, jumlah lahan tertanamnya mencapai sekitar 153.000 hektar. Rencana penanaman lahan BWPT di tahun ini pun meleset. Semula BWPT berencana menambah 5.000 hektare lahan baru. Realisasi penanaman lahan baru diperkirakan hanya 1.500 hektare.

Rudy mengatakan, BWPT menyerap capital expenditure (capex) Rp 500 miliar, atau baru 62,5% dari capex tahun ini Rp 800 miliar. Ia memperkirakan, BWPT tak akan menyerap capex secara penuh.BWPT menganggarkan capex tahun depan yang kurang lebih sama dengan tahun ini.

PT Rajawali Capital International tengah dalam proses melepas 37% saham BWPT ke Felda Global Ventures Holdings Berhad (FGV). "Bukan kapasitas kami untuk menjawab," tandas Direktur Utama BWPT Nicolaas Bernadus Tirtadinata, yang sebelumnya menjabat Managing Director Rajawali sektor agrikultur.

Perjanjian definitif terkait transaksi antara Rajawali dan FGV mundur dari rencana. Tadinya, proses ini diperkirakan rampung akhir Oktober. Kini tenggat waktunya mundur ke 30 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×