kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga obligasi global kian ringan


Selasa, 20 Juni 2017 / 11:07 WIB
Bunga obligasi global kian ringan


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sebulan setelah menerima status investment grade dari Standard & Poor's (S&P), Indonesia berpeluang menikmati efek positif atas kenaikan peringkat utang tersebut. Sebab, bunga euro bond, obligasi global Indonesia berdenominasi euro, yang akan terbit bulan depan bisa lebih ringan dibanding dengan surat utang sejenis terbitan tahun-tahun sebelumnya.

Memang sejauh ini Kementerian Keuangan (Kemkeu) belum bersedia membeberkan detail rencana penerbitan obligasi tersebut. "Aturannya begitu," ujar Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Kemkeu, kepada KONTAN kemarin (19/6).

Namun sebagai gambaran, tahun lalu Indonesia menyerap euro bond senilai 3 miliar dari dua seri surat utang. Pertama, seri RIEUR0623 bertenor tujuh tahun dengan kupon 2,625%. Seri kedua adalah RIEUR0628 berjangka waktu 12 tahun dengan kupon 3,75%. Total penawaran yang masuk mencapai 8,36 miliar atau kelebihan permintaan (oversubscribed) 2,8 kali.

Nah, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, menilai saat ini Pemerintah Indonesia berpeluang menurunkan tingkat kupon euro bond, tanpa kehilangan peminat. Dua tahun lalu, sebagai contoh, Indonesia merilis euro bond bertenor 10 tahun dengan kupon 3,25%-3,75%. Obligasi tersebut laku keras diserap pasar.

Kali ini, "Jika kupon dipatok 3% saja, saya pikir akan laku keras," kata Anil kepada KONTAN, kemarin. Sebab, saat ini surat utang sejenis dengan tenor sama yang beredar di pasar diperdagangkan dengan kisaran kupon 2,6%-2,7%.

Berkaca dari perdagangan surat utang tersebut, Indonesia berpeluang menurunkan kupon euro bond tenor 10 tahun menjadi 2,9% dan tetap diburu investor. "Bisa oversubscribed dua kali sampai tiga kali. Itu masih masuk akal," kata Anil.

I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities, juga melihat potensi penurunan kupon euro bond. Lagi pula Bank Sentral Eropa (ECB) masih memberi stimulus meski dipangkas dari 80 miliar jadi 60 miliar. "ECB juga masih menahan suku bunga di level rendah," ujar dia.

Analisis Made, potensi penurunan kupon untuk seri tenor tujuh tahun bisa mencapai 200 bps atau menyentuh 2,4%. Sedang seri tenor 12 tahun punya ruang turun 250 bps menjadi 3,45%-3,5%. Dia juga optimistis permintaan euro bond tetap membludak hingga tiga kali lipat.

Secara umum, Anil dan Made melihat dua pendorong pamor euro bond. Pertama, tawaran imbal hasil yang cukup tinggi dibanding obligasi lain. Kedua, imbas positif kenaikan peringkat utang Indonesia ke level investment grade dari S&P.

Sekalipun Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan suku bunga bank sentral Amerika Serikat sebesar 25 bps pekan lalu, baik Anil dan Made menilai pengaruhnya tidak signifikan. Kupon euro bond pun cukup bersaing dibanding obligasi di Eropa. Merujuk data Trading Economics per 19 Juni, yield obligasi tenor 10 tahun di Inggris di level 1,02%. Lalu, yield obligasi tenor 10 tahun di Jerman 0,28%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×