kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga BI tetap 4%, berikut rekomendasi saham BBRI, BMRI, BBNI, BBCA


Minggu, 23 Agustus 2020 / 16:11 WIB
Bunga BI tetap 4%, berikut rekomendasi saham BBRI, BMRI, BBNI, BBCA
ILUSTRASI. BI memutuskan menahan suku bunga acuan di level 4%. Meski bunga tetap, saham sektor perbankan masih menarik dilirik.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 4%. Hal ini sesuai dengan prediksi yakni suku bunga acuan bakal tetap dengan sikap yang masih akomodatif.

Meski bunga tetap, saham sektor perbankan masih menarik dilirik.

"Perbankan sih masih oke, utamanya yang bank BUKU IV masih bisa jadi pilihan yaitu BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI," kata analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr, Minggu (23/8).

Baca Juga: Simak prospek tiga bank yang masuk top 10 market cap terbesar

Saat ini valuasi BBRI dilihat dari price book value (PBV) 2,4 kali atau harga di pasar hampir sesuai dengan nilai sebenarnya.  Zamzami menyebut, target harga konsensus untuk saham BBRI di Rp 3.680. Adapun harga BBRI saat ini Rp 3.560 per saham.

Sedangkan PBV BMRI tercatat 1,6 kali, masih terdiskon -1 standard deviasi dari rata-rata PBV 5 tahunnya. Target harga konsensus BMRI di Rp 6.360, sedangkan harga saat ini Rp 6.100 per saham.

BBNI memiliki PBV 0,9 kali, masih terdiskon -1,8 standard deviasi dari rata-rata PBV lima tahun. Target harga konsensus BBNI di Rp 5.460, sedangkan harga saat ini di level Rp 5.050 per saham.

Sementara, BBCA memiliki PBV 4,6 kali, dinilai cukup mahal +1 standard deviasi dari rata-rata PBV lima tahun.  Target harga konsensus saham BBCA di Rp 43.700, sedangkan harga saat ini di level Rp 31.650 per saham.

"Artinya saham perbankan masih ada potensial upside," jelasnya.

Zamzami menambahkan, risiko perbankan saat ini antara lain perlambatan pertumbuhan kredit, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang mengecil, dan naiknya ongkos kredit alias cost of credit.

Baca Juga: Laba perbankan pada paruh kedua 2020 diprediksi turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×