kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMI tetap kuasai 87,09% saham BRMS


Kamis, 04 April 2013 / 06:22 WIB
BUMI tetap kuasai 87,09% saham BRMS
ILUSTRASI. Guru honorer menunjukkan dokumen buku tabungan bank BNI saat pencairan bantuan subsidi upah (BSU)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Teka-teki perubahan kepemilikan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terpecahkan. Laporan keuangan BRMS per 31 Desember 2012 menuliskan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap menjadi pengendali utama BRMS dengan menguasai 87,09% saham. Sisa porsi saham sebanyak 12,91% dikuasai publik.

Kepemilikan saham BUMI di BRMS itu berdasarkan atas konfirmasi dan catatan dari tiga pihak. Pertama, Biro Administrasi Efek (BAE) yang menyatakan, BUMI menguasai secara langsung 50,55% saham BRMS.

Kedua, kepemilikan saham BRMS sebesar 12,8% dikuasai lewat PT Long Haul Indonesia yang merupakan afiliasi dengan Grup Bakrie. Ketiga, sebanyak 23,74% saham BRMS dikuasai pihak lain-lain dengan kepemilikan di bawah 5%. Pihak-pihak ini pun tentu bisa dipastikan terafiliasi dengan Grup Bakrie.

Alhasil, BUMI bisa menggunakan prinsip beneficial owner, sehingga BUMI tetap mengklaim menguasai 87,09% saham BRMS meski secara administratif kepemilikannya telah menyusut.

Sayangnya, manajemen BUMI enggan menjelaskan alasan maupun proses pengalihan saham di BRMS. Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI tidak merespon pertanyaan yang dilayangkan KONTAN.

Mestinya lewat RUPS

Yanuar Rizky, pengamat pasar modal menyatakan, ada beberapa dugaan terkait tujuan peralihan saham yang terjadi di BRMS. Grup Bakrie diduga ingin menyebarkan kepemilikan saham di BRMS demi kepentingan mengamankan likuiditas.

Dia mengatakan, Grup Bakrie tidak bisa sembarangan memperdagangkan saham BRMS milik BUMI. Sebagai perusahaan publik, BUMI harus meminta persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) sebelum mentransaksikannya.

Dia menambahkan, seharusnya, BUMI menjelaskan transaksi peralihan saham dan tujuannya. "Ini berbeda jika dipegang Long Haul dan pihak lainnya, mereka mau diperdagangkan saham BRMS kapan saja kan terserah mereka," kata Yanuar.

Kepemilikan saham BUMI di BRMS, belakangan ini memang simpang siur. Sebab, berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek Sinartama Gunita, kepemilikan saham BUMI di BRMS terus berkurang.

Awalnya, Sinartama melaporkan pada 16 Agustus 2012, bahwa kepemilikan saham BUMI di BRMS turun menjadi 74,04%. Catatan berikutnya pada 30 September 2012, BUMI memiliki 60,9% saham BRMS dan Long Haul memiliki 14,83% saham BRMS. Tapi, perubahan tersebut tidak tercatat pada laporan keuangan kuartal III-2012 BRMS. Susunan pemegang saham BRMS masih dikuasai BUMI sebanyak 87,09% dan publik 12,91%.

Pada 18 Maret 2013, Sinartama kembali merilis laporan kepemilikan saham BRMS. Dalam laporan itu muncul nama PT DMS Investama (DMSI) yang menguasai 11,93% saham BRMS. Sementara BUMI dan Long Haul masing-masing 33,52% dan 12,8%.

Yanuar menduga, BUMI butuh dana segar untuk menjalankan operasional maupun membayar beban bunga yang sangat tinggi. Untuk itu, BUMI menjual saham di BRMS pada pihak terafiliasi seperti Long Haul.

Per akhir 2012, BUMI menanggung rugi pelepasan investasi pada entitas asosiasi senilai US$ 26,67 juta. Menurut Yanuar, pelepasan investasi seharusnya melalui izin pemegang saham.

Dugaan lain, kata Yanuar, peralihan saham akibat aksi korporasi BRMS. Sehingga, Long Haul dan afiliasi lain menginjeksi dana dengan kompensasi saham BRMS. Dia menambahkan, cara tersebut sah saja asal melalui mekanisme RUPS. Kemarin, harga saham BUMI turun 1,32% ke posisi Rp 750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×