kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,35   5,75   0.58%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Resources memangkas utang senilai US$ 160 juta


Rabu, 15 Agustus 2018 / 06:15 WIB
Bumi Resources memangkas utang senilai US$ 160 juta
ILUSTRASI.


Reporter: Anna Maria Anggita Risang, Auriga Agustina, Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus merestrukturisasi utangnya. Emiten ini bakal kembali menebus utang sekitar US$ 48 juta. Pembayaran rencananya dilakukan Oktober nanti.

Ini merupakan pembayaran ketiga. Sebelumnya, BUMI telah dua kali membayar, masing-masing US$ 66,38 juta pada April dan US$ 48,52 juta Juli lalu.

Pembayaran tersebut merupakan cicilan untuk instrumen pelunasan utang yang terbagi ke dalam tranche A hingga C. Tranche A dan B punya nilai yang sama, US$ 600 juta. Sedang tranche C senilai US$ 406 juta. Ketiganya jatuh tempo lima tahun terhitung sejak akhir tahun lalu.

BUMI mengandalkan kas internal untuk pelunasan tersebut.Sebagian cashflow dari penjualan batubara bakal digunakan untuk mencicil. Sisanya digunakan hanya untuk keperluan operasional perusahaan ini.

Hal inilah yang menjadi alasan BUMI tidak membagikan dividen pada tahun ini. "Karena kami fokus di perbaikan internal dulu," ujar Saptari Hoedaja, Presiden Direktur BUMI, saat berkunjung ke kantor redaksi KONTAN, Selasa (14/8).

Beruntung, harga batubara saat ini stabil di kisaran US$ 90-US$ 100 per ton. Jika harga batubara bertahan di level tinggi, BUMI bisa melunasi ketiga tranche sekitar dua tahun lebih cepat.

Bisnis hilir

Sembari mencicil utang, BUMI tengah mematangkan rencana kembali membangun conveyor belt sepanjang 13 kilometer (km), yang mendistribusikan batubara dari lokasi tambang ke pelabuhan di tambang Bengalon milik PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Manajemen BUMI tengah menimbang apakah akan berinvestasi langsung atau menggunakan skema leasing dengan tenor 10 tahun. Setelah tenor habis, conveyor menjadi milik BUMI. "Investasinya sekitar US$ 10 juta per km. Pembangunannya sekitar dua tahun karena kami sudah punya blueprint dari yanglama," tutur Saptari.

Namun, pria yang akrab dengan sapaan Ari ini belum bisa menentukan kapan realisasinya. Yang terang, hal ini merupakan langkah awal BUMI untuk menggenjot kapasitas produksi sekaligus mengejar efisiensi. BUMI punya target kapasitas produksi mencapai 100 juta ton pada 2020. "Karena jika sudah mencapai kapasitas tersebut, tinggal memikirkan untuk masuk ke bisnis hilir," tambah Ari.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan, tak diharamkan kembali membeli saham BUMI. Terlebih, valuasinya saat ini murah, dengan potensi harga wajar sebesar Rp 600 per saham. "Tapi, tidak mudah menghilangkan stigma yang sudah terlanjur melekat," kata Reza. Terlebih, saham BUMI sudah tak lagi menjadi anggota indeks LQ45.

Alhasil, investor perlu membuat pertimbangan dengan matang sebelum memutuskan masuk ke saham BUMI. Kemarin, saham, BUMI turun sekitar 0,91% ke level Rp 218 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×