kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Brexit bisa guncang ekonomi global


Senin, 25 April 2016 / 21:35 WIB
Brexit bisa guncang ekonomi global


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Jika nantinya Inggris benar hengkang dari Uni Eropa, poundsterling akan semakin dalam menukik. Efeknya pun akan buruk bagi perekonomian global secara keseluruhan.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/4) pukul 19.58 WIB pasangan GBP/USD menguat 0,45% ke level 1,4467 dibanding hari sebelumnya.

Jameel Ahmad, Chief Market Analyst Forextime Ltd basis London, di Jakarta, Senin (25/4) mengatakan bagi poundsterling dampak Brexit akan sangat besar. Pasalnya, jika Inggris angkat kaki dari zona Eropa, negeri Ratu Elizabeth berisiko kehilangan kestabilan ekonomi.

Pasalnya, negara-negara yang terlibat perjanjian dagang dengan Inggris seperti AS dan China akan menarik diri dan mengatur ulang perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya.

“Guncangan ekonomi akan terasa di Inggris dan itu berimbas ke euro serta ekonomi global keseluruhan,” papar Jameel. Euro akan menerima dampak secara langsung. Semua perjanjian dagang negara-negara dengan Eropa akan disusun ulang, kerugiannya pun besar.

Pelaku pasar akan meninggalkan euro dan aset berisiko lainnya. Pamor emas, yen dan safe haven lainnya akan melesat tajam. “Karena pasti terjadi guncangan ekonomi. Sampai saat ini belum ada yang bisa membayangkan apa yang terjadi jika Brexit benar berlangsung karena itu pasti sangat buruk,” papar Jameel.

Skenario buruk diprediksi pasar seperti efek domino yang bisa menenggelamkan Uni Eropa. Negara-negara seperti Skotlandia dan Irlandia bisa memikirkan potensi yang sama untuk meningglkan United Kingdom, lalu negara-negara Eropa lainnya pun bisa saja angkat kaki dari Uni Eropa.

“Padahal Uni Eropa merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia bayangkan jika terjadi kisruh efek domino tersebut,” jabar Jameel. Secara tidak langsung itu pun akan menahan laju rupiah dan mata uang emerging market lainnya.

Minat investor akan beralih dari emerging market. Risk aversion akan terjadi dan rupiah serta mata uang emerging lainnya akan terkikis pelemahan akibat peralihan dana investor tersebut.

“Kecil kemungkinan Brexit berlangsung karena pelaku pasar biasanya tidak suka dengan ketidakpastian yang tinggi, tapi hal ini tetap perlu diantisipasi sampai referendum berlangsung,” analisa Jameel.

Untuk GBP/USD sendiri jika Brexit terjadi maka bukan tidak mungkin terpuruk ke level 1,3500. Namun jika sebaliknya, GBP/USD bisa terbang ke kisaran 1,4700 – 1,5000.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×