kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRAM pilih mempertahankan pasar


Kamis, 09 Juni 2016 / 10:56 WIB
BRAM pilih mempertahankan pasar


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Alih-alih berburu pasar baru, PT Indo Kordsa Tbk pilih mempertahankan pasar yang ada. Maka dari itu, tahun ini produsen benang ban ini tak berencana menambah negara tujuan ekspor.

Informasi saja, tahun lalu Indo Kordsa memiliki enam negara besar tujuan ekspor. Secara berurutan dari sisi  kontribusi penjualan, keenamnya meliputi Thailand, Korea Selatan, Turki, Taiwan, Jepang dan China. Negara tujuan ekspor selebihnya, masuk dalam kategori lain-lain.

Nah, penjualan ekspor pada tahun 2015 tercatat senilai US$ 174,91 juta alias 71,16% terhadap total penjualan bersih US$ 207,87 juta. Barulah 28,84% sisanya adalah penjualan domestik.

Sementara menurut kategori produk,  bahan benang ban menyumbang penjualan bersih US$ 174,57 juta atau 83,98% terhadap total penjualan bersih. Sisanya barulah dari penjualan benang nylon dan benang poliester. Masing-masing produk itu menyumbang penjualan bersih US$ 35,96 juta dan US$ 59,34 juta.

Meski tak menambah negara tujuan ekspor baru, Indo Kordsa pede menargetkan kinerja 2016. Ufuk Uzel, Direktur Penjualan PT Indo Kordsa Tbk bilang, Indo Kordsa ingin penjualan ekspor tahun ini tumbuh hingga 50%.

Target pertumbuhan penjualan otomatis mengerek target volume penjualan. "Kami tak bisa menyebutkan target penjualan tapi secara volume penjualan diharapkan naik 15%-20% pada tahun ini," ujar Zeki Kanadikirik, Direktur Utama PT Indo Kordsa Tbk dalam acara paparan publik, Rabu (8/6).

Sebagai perbandingan, pada tahun 2015 Indo Kordsa menjual 41.703 metrik ton bahan benang ban dan 5.180 metrik ton benang nylon. Sementara volume penjualan benang poliester pada tahun lalu sebanyak 7.998 metrik ton.

Demi mendukung rencana pertumbuhan volume penjualan tahun ini, Indo Kordsa akan memaksimalkan tingkat keterpakaian mesin produksi alias utilisasi. Perusahaan berkode BRAM di Bursa Efek Indonesia tersebut menargetkan, semua pabrik beroperasi dengan utilisasi di atas 90%.

Alokasikan capex

Tak ketahuan utilisasi Indo Kordsa terkini. Hanya saja, pada tahun 2015 lalu, Indo Kordsa memproduksi 42.370 metrik ton bahan benang ban, baik berupa nylon yarn (N66) maupun poliester. Perusahaan itu juga membikin benang N66 sebanyak 21.470 metrik ton dan benang poliester HMLS sebanyak 32.045 metrik ton per tahun.

Masih dalam rangka memaksimalkan kemampuan produksi, Indo Kordsa menganggarkan capital expenditure atawa dana belanja modal sebesar US$ 7 juta. Duit tersebut akan mereka pakai untuk memperbarui mesin pabrik yang sudah uzur dan memelihara mesin yang masih berfungsi.

Sumber belanja modal tersebut berasal dari kas internal. "Tapi jika nanti ada kebutuhan lain, bukan tidak mungkin mencari pinjaman," ujar Volkan Ozkan, Direktur Keuangan PT Indo Kordsa Tbk.

Jika mengintip laporan keuangan 2015, kas setara kas alias duit lancar Indo Kordsa di bawah kebutuhan belanja modal 2016 tadi. Kas dan setara kas mereka tercatat US$ 4,62 juta.
Demikian pula dengan kas dan setara kas per 30 Maret 2016. Kas setara kas Indo Kordsa tercatat sebesar US$ 6,63 juta.

Asal tahu saja, Indo Kordsa membagi peran dengan dua anak perusahaan dalam menjalankan bisnis. Untuk bisnis produk N66, mereka tangani sendiri. Sementara untuk bisnis tire cord fabric alias kain ban, selain Indo Kordsa sendiri, anak perusahaan bernama Thai Indo Kordsa Co.,Ltd, juga melakoni bisnis itu. Lain lagi dengan PT Indo Kordsa Polyeste. Anak perusahaan itu menangani bisnis benang ban poliester.                       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×