Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) membidik pertumbuhan anorganik pada tahun ini. Anak usaha Grup Astra ini berniat mengakuisisi lembaga keuangan demi mendukung bisnisnya.
Wakil Komisaris Utama BNLI, Gunawan Geniusahardja mengatakan, dalam rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan kepada Bank Indonesia, perseroan mencantumkan rencana pertumbuhan secara anorganik.
Namun, dalam dokumen RBB itu, manajemen BNLI tidak memberi penjelasan secara rinci ekspansi itu. "Kalau ada kesempatan (akuisisi), kami akan tindak lanjuti. Apakah bisnisnya menguntungkan dan strategis atau tidak," ujar Gunawan, yang juga menjabat Direktur PT Astra International Tbk (ASII) itu, Senin (20/2).
Gunawan memang belum mau terbuka mengenai jenis bisnis dari institusi yang menjadi incara Bank Permata. Namun, menurut dia, institusi yang siap diakuisisi bisa berupa perbankan maupun perusahaan pembiayaan.
Namun, manajemen BNLI belum secara resmi mengalokasikan dana untuk akuisisi ini. Gunawan menjelaskan, belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun ini akan dipakai untuk mendirikan cabang dan jaringan, serta sumber daya manusia (SDM). "Alokasinya sekitar Rp 1 triliun," tuturnya.
Bank Permata pada tahun ini menargetkan bisa membukukan pertumbuhan kredit sekitar 15%. Di sepanjang tahun lalu, perseroan berhasil membukukan kenaikan kredit hingga mencapai 33% menjadi Rp 69,3 triliun. Hal tersebut turut mengerek laba bersih perseroan setinggi 15% menjadi Rp 1,15 triliun.
Rencana BNLI mengakuisisi perusahaan sejatinya melanjutkan pertumbuhan anorganik perseroan yang dilakukan pada tahun lalu. Awal 2011, Bank Permata resmi menguasai 100% saham GE Finance Indonesia (GEFI). Anak perusahaan baru BNLI itu merupakan institusi penerbit kartu kredit serta penyalur pembiayaan kendaraan bermotor.
Harga saham BNLI, Rabu (22/2) ditutup menguat 0,72% menjadi Rp 1.390 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News