kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,15   3,52   0.38%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis lahan industri diperkirakan masih flat


Senin, 29 Januari 2018 / 22:00 WIB
Bisnis lahan industri diperkirakan masih flat


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan lahan industri tahun 2018 diproyeksikan masih cukup berat. Konsultan Properti International, Chusman and Wakefield menyebut, harga lahan kawasan industri di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, masih cenderung flat dan hanya bertumbuh sebesar 0,3% year on year (yoy) pada 2017. Ini adalah level pertumbuhan terendah sejak 2010.

Harga kawasan industri diperkirakan masih tertekan karena masih belum adanya permintaan dalam jumlah yang besar dari pihak perusahaan, baik itu sektor industri, maupun secara permintaan kebangsaan. Permintaan seluas 150 hektare yang direalisasikan untuk tahun buku 2017, setara dengan tahun 2016.

Secara keseluruhan, angka tersebut merupakan tingkat permintaan tahunan terendah sejak 2010. Permintaan pada kuartal keempat adalah 30,5 ha, peningkatan dari 10,7 ha yang tercatat di kuartal ketiga. Seperti pada kuartal sebelumnya, permintaan terbatas pada perkebunan di Bekasi dan Serang, karena perusahaan ingin memperluas atau memilih lokasi ini.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia memperkirakan, realisasi penjualan lahan industri sepanjang 2017 masih stagnan. Sebab, pemerintah juga gencar membangun infrastruktur. Jika pembangunan infrastruktur selesai, maka berpotensi meningkatkan penjualan lahan industri.

Dia memperkirakan, penjualan lahan industri tahun ini bisa bertumbuh 5%-10%. "Tahun ini, penjualan lahan industri masih stagnan sejalan dengan proses pembangunan," kata Bertoni kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Di antara beberapa emiten penjualan lahan industri, dia melihat PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih cukup murah karena memiliki PER sebesar 1,70 kali. Sedangkan emiten lain, seperti PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) punya PER sebesar 28,69 kali, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dengan PER 7,51 kali, dan PT Intiland Development Tbk (DILD) dengan PER 16,84 kali.

"Buy SSIA dengan target harga Rp 700 dan buy DILD dengan target harga Rp 400," tambahnya. Sampai dengan perdagangan Senin (29/1), saham DILD ditutup pada level Rp 364 dan SSIA pada level Rp 585.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×