kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bio Farma lembur memproduksi vaksin difteri


Selasa, 16 Januari 2018 / 10:07 WIB
Bio Farma lembur memproduksi vaksin difteri
ILUSTRASI. PASOKAN VAKSIN UNTUK DIFTERI


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bio Farma (Persero) sibuk berat karena wabah difteri yang merebak di tanah air. Produsen vaksin yang berpusat di Bandung, Jawa Barat tersebut harus kerja ekstra meningkatkan produksi vaksin untuk penyakit menular akibat infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae tersebut.

Tercatat, saat ini kapasitas produksi vaksin difteri yang diproduksi Bio Farma mencapai 19,5 juta vial. Jumlah ini meningkat sekitar 30% dibandingkan tahun 2017 yang hanya 15 juta vial. Demi mengejar target agar pasokan vaksin difteri tersedia dan tidak terjadi kekosongan pasokan, Bio Farma harus menggenjot produksi selama tujuh hari kerja yang dibagi dalam beberapa shift.

Nurlaela Arief, Head of Corporate Communications Bio Farma mengatakan, besarnya kapasitas produksi disesuaikan dengan kebutuhan vaksin pada periode tersebut. "Kalau nanti status KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri sudah dicabut, maka tidak sebanyak itu produksinya," kata Nurlaela kepada Kontan.co.id, Senin (25/1).

Peningkatan kapasitas produksi vaksin untuk penyakit difteri ini diklaim tidak akan mempengaruhi kinerja penjualan Bio Farma, khususnya pasar ekspor. Vaksin difteri ini diprioritaskan untuk pasar domestik. Tidak hanya dari pemerintah, sektor swasta rupanya juga tertarik menggunakan produk vaksin dari Bio Farma ini. Sekadar informasi, vaksin difteri merupakan sebagian kecil dari produk farmasi yang dihasilkan Bio Farma.

Total kapasitas produksi vaksin yang dihasilkan oleh Bio Farma sangat besar, yakni mencapai dua miliar dosis pertahun.Pasar penjualan produk farmasi yang dihasilkan Bio Farma tidak hanya dari dalam negeri, tapi sudah melebar hingga ke 130 negara. Penjualan ekspor terbesar adalah ke negara-negara berkembang seperti India. Bahkan, di negara-negara dengan penduduk muslim seperti Arab Saudi, produk Bio Farma sudah cukup dikenal.

Setidaknya, ada 47 negara muslim yang menggunakan produk-produk farmasi Bio Farma. Di tengah berkembangnya pasar Bio Farma, Nurlaela masih enggan membeberkan pencapaian bisnis perusahaan ini di sepanjang tahun 2017 kemarin. Tahun ini Bio Farma menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan. "Yang jelas target pertumbuhan di 2018 ini sekitar 10%," kata Nurlaela.

Berdasar catatan KONTAN, sepanjang tahun 2016 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi ini menargetkan pendapatan sekitar Rp 2,9 triliun. Sementara sepanjang tahun 2015, perusahaan itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,34 triliun. Saat ini kapasitas vaksin difteri Bio Farma mencapai 19,5 juta vial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×