kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI sudah masuk ke pasar SBN Rp 60,5 triliun sejak awal tahun


Rabu, 11 Juli 2018 / 20:02 WIB
BI sudah masuk ke pasar SBN Rp 60,5 triliun sejak awal tahun
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat telah melakukan stabilisasi nilai tukar di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 60,5 triliun sejak awal tahun.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah merinci, jumlah itu terdiri dari pasar primer sekitar Rp 42 triliun, sementara pasar sekundernya sebesar Rp 18,5 triliun.

“Namun, kalau pasar primer bukan dalam konteks intevensi, bukan stabilisasi. Tapi memang bagian dari bidder tetapi non competitive pada saat lelang SBN yang berjangka waktu di bawah satu tahun atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN),” kata Nanang di Jakarta, Rabu (11/7).

Nanang mengatakan, BI terus melakukan pemilihan SBN sekaligus memperhatikan spread antara US Treasury SBN 10 tahun dengan US Treasury bond 10 tahun. Saat ini, yield SBN 10 tahun berada di level 7,4% setelah sebelumnya sempat berada di level 7,8%.

“Kami jaga supaya yield tetap menarik bagi investor asing," ujar dia.

Meski demikian, pelemahan rupiah sejak awal tahun masih dalam kondisi terjaga, yakni 5,2%. Depresiasi ini juga tercatat turut dialami oleh negara lainnya.

“Argentina depresiasi 30%, Brasil 17%, Turki di atas 10%, India 7%. Jadi, yang kami jaga adalah stabilitas. Dan ini fenomena global,” ucap dia.

Meski begitu, volatilitas akhir-akhir ini cukup meningkat sedikit karena tekanan globalnya terus bergerak. Meski begitu, melihat trade balance bulan Juni yang memiliki indikasi surplus, setidaknya itu memberi katalis positif bagi pasar.

“Bahwa trade balance kita mulai membaik meski harus dilihat lagi apakah bertahan ke depan atau tidak, setidaknya surplus menunjukkan ada perbaikan indikator perdagangan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×