kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI diprediksi tak begitu agresif stabilkan rupiah pada April ini


Senin, 09 April 2018 / 17:05 WIB
BI diprediksi tak begitu agresif stabilkan rupiah pada April ini
ILUSTRASI. Gedung Bank Indonesia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan April ini, sentimen pasar khususnya dari ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni diperkirakan relatif terkendali mengingat pasar sudah mengantisipasinya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, hal ini terindikasi dari mulai masuknya dana asing di pasar obligasi yang mencapai U$ 683 juta sementara penurunan sell-off di pasar saham secara month to date (mtd) mencapai U$ 101,8 juta.

“Dengan mulai masuknya dana asing di pasar keuangan, volatilitas nilai tukar rupiah juga diperkirakan cenderung menurun di mana hingga akhir pekan lalu volatilitas nilai tukar rupiah (implied volatility) sudah turun menjadi 5,0 dari bulan Februari yang mencapai 6,2,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (9/4).

Dengan demikian, “Langkah-langkah stabilisasi rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada bulan April ini diperkirakan tidak lebih agresif dari dua bulan sebelumnya,” ujarnya.

BI mencatat, cadangan devisa per Maret 2018 turun U$ 2,06 miliar menjadi US$ 126 miliar dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 128,06 miliar.

Penurunan ini didorong penggunaan devisa untuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah foreign outflow selama bulan Maret 2018.

Namun, penurunan cadev ini juga sudah tertahan oleh setelement penerbitan sukuk global sebesar US$ 3 miliar yang jatuh pada awal Maret.

Meski begitu, selama Maret, investor asing mencatatkan net sell sebesar US$ 1,09 miliar di pasar saham sementara kepemilikan asing pada SUN cenderung meningkat sekitar US$ 768juta sehingga total outflow di pasar keuangan mencapai US$ 317juta.

“Keluarnya dana asing dari pasar keuangan mendorong pelemahan nilai tukar rupiah sekitar 1,2% secara rata-rata menjadi Rp 13.758 per dollar,” kata Josua.

Ia mengatakan, tingginya dana asing yang keluar di pasar keuangan secara khusus di pasar saham mengantisipasi rapat FOMC bulan Maret yang sesuai ekspektasi sudah menaikkan suku bunga acuan Fed sebesar 25 bps.

Namun, sentimen pasar cenderung membaik setelah rilis dot plot FOMC yang menunjukkan di mana sebagian besar anggota FOMC memperkirakan kenaikan suku bunga AS sebesar 75bps pada tahun ini.

“Hal tersebut terlihat dari mulai masuknya dana asing kembali ke pasar obligasi karena ketidakpastian di pasar menurun setelah dikeluarkannya dot plot serta ekspektasi indikator makro AS oleh FOMC,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×