kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlina berkemas ekspansi kemasan


Selasa, 15 Mei 2012 / 08:22 WIB
Berlina berkemas ekspansi kemasan
ILUSTRASI. Promo Trans Studio Bandung beli 1 gratis 1 berlaku hingga 11 Mei 2021 dengan kisaran Rp 180.000-Rp 280.000. Dok: Instagram Trans Studio Bandung


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Permintaan barang konsumsi atau consumer goods yang semakin mengembang membuat kebutuhan plastik kemasan terus meningkat. Tak heran, PT Berlina Tbk (BRNA) tahun ini akan fokus pada pengembangan produk plastik kemasan barang konsumsi.

Karsono Probosetio, Sekretaris Perusahaan BRNA, mengutarakan, perusahaannya fokus di industri consumer goods karena industri ini di dalam negeri tumbuh stabil dan punya prospek cerah di tengah kecamuk krisis Eropa. "Perkembangan industri, terutama segmen consumer goods, akan memacu kebutuhan kemasan plastik di masa mendatang," ujarnya kepada KONTAN, Senin (14/5).

BRNA adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis plastik kemasan, closures, blown film, dan sikat gigi. BRNA menyuplai kemasan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah industri farmasi, makanan dan minuman, produk perawatan rumah tangga, juga produk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa perusahaan yang memakai produk BRNA, antara lain, Unilever, Beiersdorf, Reckitt Benckiser, Danone, Agip, Autochem, dan Kao. Selain perusahaan

multinasional, BRNA juga melayani permintaan perusahaan nasional seperti Behaestex, Pupuk Iskandar Muda, dan Campina.
Bidik kenaikan laba 15%

Dengan memilih fokus pada segmen consumer goods, tahun ini BRNA berani menargetkan pertumbuhan pendapatan 15% sampai 20%. Dengan pertumbuhan pendapatan sebesar itu, perusahaan ini berharap laba akan meningkat sebesar 10% sampai 15% dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, BRNA berhasil membukukan penjualan Rp 679,33 miliar dengan laba bersih Rp 43,79 miliar.

Tahun ini, BRNA menganggarkan belanja modal sebesar Rp 150 miliar. "Sebagian akan digunakan untuk perluasan area produksi dan gudang di Indonesia, termasuk membangun gudang untuk anak usaha di China," ujar Karsono. Gudang di China diperkirakan bakal selesai pada akhir bulan ini.

Ekspansi lain Berlina adalah meremajakan mesin-mesin produksi. Perusahaan ini juga menambah pabrik, baik di dalam negeri maupun di dalam negeri.
Anak perusahaan ini yang berada di China, sebagai contoh, telah merampungkan pembangunan pabrik baru pada awal tahun lalu. Di dalam negeri, BRNA akan memperluas area pabrik di Tangerang, Cikarang, Pandaan, dan Sidoarjo.

Menurut Karsono, penyelesaian pembangunan pabrik baru di China memberi efek positif pada kinerja BRNA di awal tahun 2012. Pada kuartal I-2012, anak usaha BRNA di China meningkatkan kontribusi laba bersih dari 9% pada tahun 2011 menjadi 22% pada tahun 2012.

Walau optimistis atas kinerja tahun ini, Karsono mengakui ada sejumlah tantangan bagi BRNA, terutama menghadapi persaingan usaha dan kondisi ekonomi global.

Dia berharap dengan terus memperluas pasar dan menambah pembeli potensial, penjualannya akan terdorong. Selain pasar, BRNA tertantang untuk mengembangkan desain produk yang lebih baik.

Walau pemerintah akan memberikan insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk bahan baku plastik pada Juni 2012, menurut Karsono, manfaat BMDTP tersebut tidak begitu besar bagi BRNA. Apalagi saat ini sebagian besar impor bahan baku plastik berasal dari perusahaan lain di ASEAN yang sudah menerapkan bea masuk 0%. "Saat ini manfaatnya belum terasa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×