Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pergerakan pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan dipengaruhi oleh data neraca perdagangan Indonesia dan prospek harga minyak mentah, Selasa (17/5).
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan sentimen dari dalam negeri yang akan mempengaruhi pergerakan pasar datang dari Neraca perdagangan pada April yang tercatat surplus US$ 667,2 juta dimana ekspor mencapai US$ 11,4 miliar dan impor US$ 10,8 miliar.
"Baik ekspor dan impor pada April tumbuh minus, tetapi impor turun lebih besar dibandingkan turunnya ekspor." kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (17/5).
Penurunan nilai ekspor karena turunnya volume sedangkan harganya masih mengalami kenaikan secara bulanan. Lana bilang, penurunan volume tersebut mengindikasikan lemahnya permintaan dari negara mitra dagang Indonesia terutama dari Jepang dan ASEAN.
Sementara impor mengalami penurunan 4,62% secara bulanan dan 14,62% secara tahunan dan secara akumulatif mulai Januari-April mengalami penurunan Rp 13,4%. Turunnya impor sebagai indikasi masih belum kuatnya kegiatan usaha domestik, yang juga terkonfirmasi dengan turunnya impor bahan baku.
Sedangkan sentimen lain yang akan mempengaruhi pasar datang dari Laporan Goldmand Sach yang mengindikasikan permintaan minyak dunia lebih tinggi dibandingkan suplainya. Ini terutama akibat turunnya produksi minyak Nigeria 30% setelah serangan militan Nigeria. Selain ini pasokan minyak di beberapa negara lain seperti Venezuela dan AS pada minggu pertama Mei mengalami penurunan.
Harga minyak mentah tercatat mengalami penurunan terendah dalam 12 bulan terakhir. Harga minyak diperkirakan naik menjadi US$50 per barel pada pertengahan 2016.
Lana memprediksi Bursa Asia berpotensi menghijau karena karena terbantu dengan sentimen kenaikan harga minyak. Begitu juga nilai tukar rupiah juga diperkirakan berpotensi menguat menuju kisaran Rp 13.300 - Rp 13.310 per dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News