kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berencana buyback, produsen Ultra Milk (ULTJ) siapkan dana hingga Rp 1,9 triliun


Jumat, 26 Juni 2020 / 06:38 WIB
Berencana buyback, produsen Ultra Milk (ULTJ) siapkan dana hingga Rp 1,9 triliun


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Buyback akan dilakukan pada tanggal 26 Juni 2020 hingga 25 Septermber 2020.

Berdasar keterbukaan informasi, Kamis (25/6), produsen susu Ultra Milk dan Teh Kotak ini akan buyback sebanyak-banyaknya 1,16 miliar saham. Harga buyback dipatok maksimal Rp 1.600 per saham. Adapun dana sebesar Rp 1,9 triliun disiapkan untuk melancarkan aksi itu.

ULTJ memperkirakan, laba per saham perusahaan bisa menyentuh Rp 99,27 jika aksi buyback terealisasi. Asal tahu saja, hingga akhir tahun 2019 laba bersih per saham ULTJ tercatat Rp 89 per saham.

Baca Juga: Asuransi Milik Grup Salim Jual Saham Produsen Ultra Milk dan Teh Kotak

Pelaksanaan buyback saham merupakan salah satu bentuk usaha Ultrajaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham ULTJ. Buyback saham juga dinilai bisa memberikan fleksibilitas yang besar kepada ULTJ dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien.

"Selain itu, Ultrajaya memandang bahwa harga saham ULTJ saat ini belum mencerminkan nilai/kinerja perusahaan yang sesungguhnya," jelas manajemen ULTJ dalam keterbukaan informasi, Kamis (25/6).

Adapun ULTJ memproyeksikan aksi ini tidak memiliki dampak material terhadap penurunan pendapatan. Secara kegiatan usaha dan operasional, buyback saham tidak berpengaruh karena ULTJ memiliki modal kerja yang cukup.

Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Kamis (25/6), saham ULTJ berada di Rp 1.610. Saham tersebut turun 4,17% sejak awal tahun.

Baca Juga: Menilik potensi bisnis susu saat pandemi virus corona (Covid-19)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×