kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah perusahaan besar enggan IPO tahun ini?


Kamis, 12 Oktober 2017 / 20:58 WIB
Benarkah perusahaan besar enggan IPO tahun ini?


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjaring 26 dari target 35 emiten baru tahun ini. Yang terbaru, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) melantai kemarin, Rabu (12/10).

Meski demikian nilai emisi dari saham yang menggelar initial public offering (IPO) yang ada di BEI ini bisa dibilang tak terlalu banyak dan turun tajam dibanding tahun lalu.

Berdasarkan data yang diperoleh Kontan.co.id pada 11 Oktober yang lalu, dengan 21 emiten yang tercatat, emisi IPO hanya mencapai Rp 5,54 triliun. Padahal di periode yang sama di tahun sebelumnya, emisi IPO sudah mencapai Rp 10,6 triliun dengan 14 emiten yang tercatat.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, emisi yang kecil ini bukan karena minat IPO yang kurang, hanya saja saat ini pasar memang lebih terkonsentrasi di pasar obligasi.

Terkait dengan perusahaan besar yang masih enggan menginjakkan kaki di BEI, Edwin mengatakan bahwa hal itu karena perusahaan masih membutuhkan persiapan.

"Perusahaan besar kan butuh waktu lebih panjang dan lebih kompleks" kata Edwin kepada KONTAN, Kamis (11/10). Walau begitu, Edwin tidak memungkiri bahwa idealnya, pasar modal bisa menjaring banyak perusahaan dengan emisi yang besar pula.

Melihat IPO dengan jumlah emisi yang kecil ini, Edwin melihat bahwa hal tersebut hanya suatu kebetulan semata. IPO besar seperti PT Garuda Maintenance Facility Tbk (GMFI) yang tak terlalu diserap pasarpun menurut Edwin bukan karena pasar anti dengan emiten besar, namun karena ada pertimbangan yang lain dari pasar.

"Investor punya trauma, induk usaha IPO sampai sekarang belum pernah untung, valuasi juga tidak tinggi seperi mereka IPO," kata Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×