Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menilai, rencana pemerintah untuk menerapkan aturan baru bagi pajak saham tidak akan menghambat kemajuan pasar saham Indonesia. Justru, pihaknya semakin optimistis dengan perkembangan pasar modal tanah air.
"Jika kita melihat sejarahnya pada saat terbit tahun 1997, namun pada akhir 1980 hingga 1997 sebelum peraturan itu diubah, IPO tetap banyak," kata Ito, ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (4/4).
Menurutnya, peraturan baru yang tengah dikaji tersbeut bukan menerapkan pajak pada saham baru. Sehingga, hal itu tidak akan mengurangi minat investor untuk membeli saham. Dia menjelaskan, saham yang akan terkena pajak adalah bagi saham milik pendiri perusahaan yang menjual sahamnya.
"Rata-rata, IPO itu menjual saham baru, karena perusahaan perlu modal baru. Saham barunya tak kena pajak," tambah Ito.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Pajak tengah mengkaji rencana pengenaan pajak kepada pemilik saham pendiri, khususnya pemegang saham pengendali, sebagai upaya optimalisasi penerimaan perpajakan. Dirjen Pajak Fuad Rahmany pun menyebutkan, jika portofolio yang dimaksud bukan portofolio investasi melaikan ditujukan kepada pengendali.
Fuad menjelaskan, jika pada awalnya pemilik perusahaan memiliki saham 100%, lalu melepas ke publik sebesar 20%, maka mereka masih mengantongi 80% saham dan menjadi pemegang saham pengendali. Para pemilik saham pendiri dan pengendali inilah yang nantinya akan dikenai pajak.
Selama ini, ungkap Fuad, para pemilik saham pendiri tidak pernah dikenai pajak oleh pemerintah. Padahal, nilai saham mereka senantiasa terus berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
