kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,82   6,22   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI: 35% saham catatkan PER di bawah 15 kali


Minggu, 20 Mei 2018 / 19:30 WIB
BEI: 35% saham catatkan PER di bawah 15 kali
ILUSTRASI. Papan Elektronik Perdagangan Saham di Gedung BEI


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan yang signifikan sejak Februari lalu. Hal ini menyebabkan harga sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk saham big caps, merosot.

Seiring penurunan harga saham, rasio harga berbanding laba alias price to earning ratio (PER) sejumlah saham juga menurun. Artinya, harga saham sudah lebih murah.

Data BEI per Rabu (16/5) menunjukkan, sekitar 35% saham di BEI sudah memperlihatkan PER di bawah 15 kali. Jumlah saham  dengan PER antara 0-10 kali sebanyak 116 saham atau mewakili 20% emiten yang ada di BEI. Sementara saham dengan PER sebanyak 10-15 kali tercatat 89 sahamn atau mewakili 15,3% emiten yang ada di BEI.

Sementara, total saham yang memiliki PER negatif sebanyak 146 saham atau mewakili seperempat dari jumlah emiten yang ada di BEI. Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, hal tersebut bisa menjadi kesempatan bagi investor. "Sudah saatnya untuk membeli," katanya, Rabu (16/5).

Meski mencatatkan penurunan PER yang signifikan dan bisa dibilang murah, namun analis mengatakan, indikator-indikator selain PER juga harus diperhatikan. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan, fundamental emiten juga perlu diperhatikan.

"Investor harus lebih selektif  melihat good corporate governance (GCG), fundamental dan pertumbuhan EPS (laba per saham)," kata Christine, Kamis (17/5).

Meski demikian, Christine bilang, sebenarnya dengan PER saham yang sudah murah saat ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk mulai mencermati saham-saham dengan PER rendah. Apalagi, hal ini menggambarkan harga saham yang cenderung sudah murah dan saham emiten tersebut memiliki ruang pertumbuhan.

Menurutnya, saham-saham yang bisa dicermati seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Ia menyebut, saat ini valuasi ERAA masih cukup menarik dan perseroan masih terus ekspansi yang efeknya akan positif bagi fundamental perusahaan.

Data RTI memperlihatkan, Minggu (20/5), PER Erajaya sebesar 8,33 kali. Saham ERAA sudah naik sebesar 192,52% secara year to date (ytd).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga sependapat, selain faktor PER, investor harus mencermati beberapa indikator lain selain membeli saham. Selain harga yang rendah, arus bisnis dan pergerakan harga saham juga harus diperhatikan.

"Kalau PER rendah, tapi bisnisnya tidak mendukung juga jangan dipilih," kata William kepada KONTAN, Jumat (18/5). Menurutnya prospek emiten ke depan juga harus diperhatikan dengan memperhatikan kemampuan bisnis emiten dalam menghadapi kondisi saat ini.

Menurut William, beberapa saham di sektor properti layak diperhatikan, apalagi beberapa diantaranya sudah memiliki harga yang lebih murah. Ia mencontohkan PT Alam Sutera Realty (ASRI), yang memiliki potensi terkait pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang sudah akan rampung, dan pembangunan di sektor perumahan.

Apalagi, ASRI memiliki PER di bawah 5, sehingga masih layak dikoleksi. Dalam data RTI, PER ASRI masih berada di level 4,71.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×