kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini rencana pengembangan bisnis energi dan petrokimia dari Barito Pacific (BRPT)


Minggu, 07 Februari 2021 / 14:02 WIB
Begini rencana pengembangan bisnis energi dan petrokimia dari Barito Pacific (BRPT)
ILUSTRASI. Direksi PT Barito Pacific Tbk (BRPT)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terus memacu segmen bisnis energi dan petrokimia. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini akan dan sedang menggarap sejumlah proyek yang berkaitan dengan segmen energi dan petrokimia tahun ini.

Diantaranya adalah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10. Direktur Keuangan Barito Pacific David Kosasih mengatakan, konstruksi PLTU yang berlokasi di Banten ini telah dimulai pada Oktober 2020. BRPT menargetkan commercial operation date (COD) proyek berkapasitas 2 x 1.000 MW tersebut pada 2025.

David mengatakan, PLTU ini menelan biaya investasi US$ 3,3 miliar, dan dibiayai dengan pendanaan proyek terbatas jangka panjang yang kompetitif dengan basis rasio hutang terhadap ekuitas 75:25, sejalan dengan proyek ketenagalistrikan Indonesia.

Lewat anak usahanya, Star Energy, BRPT juga berencana untuk mengembangkan eksplorasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Salak Binary. Proyek dengan kapasitas 15 megawatt (MW) tersebut masih dalam tahap pre-financial investment decision (FID) dan menelan biaya investasi US$ 40 juta. Target penyelesaian proyek ini adalah di tahun 2022.

Baca Juga: Tambah saham di Barito Pasifik (BRPT), Prajogo Pangestu rogoh kocek Rp 650,54 miliar

Sementara dua proyek eksplorasi baru panas bumi yaitu PT Star Energy Suoh Sekincau, Lampung Barat dan PT Star Energy Geothermal Indonesia untuk di Hamiding, Halmahera Utara, telah menyelesaikan preliminary survey dan berhak untuk match penawaran tender yang terbaik untuk izin pengembangan wilayah kerja.

Rencana BRPT untuk membangun pabrik petrokimia baru melalui anak usaha lainnya, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga masih terus bergulir. David mengatakan, proyek senilai US$ 5 miliar tersebut sedang dalam tahap FID, dan ditargetkan rampung pada 2025 atau 2026.

Adapun proyek-proyek ini merupakan salah satu bukti nyata BRPT dalam mendukung strategi pertumbuhan. “Untuk beberapa tahun ke depan,sudah ada rencana pengembangan yang jelas,” terang David, Sabtu (6/2). 

Sehingga, bila diakumulasikan, BRPT , anggota indeks Kompas100 ini, mengalokasikan dana belanja modal sekitar US$ 8 miliar untuk lima tahun mendatang.

Selanjutnya: Prospek bisnis, ini rekomendasi untuk saham Barito Pasific (BRPT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×