kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban keuangan membengkak, laba Summarecon turun


Jumat, 27 November 2015 / 17:47 WIB
Beban keuangan membengkak, laba Summarecon turun


Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Di tengah kondisi bisnis properti yang lesu tahun ini, PT Summarecon Agung Tbk  masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Namun, lantaran beban keuangan membengkak, emiten properti dengan kode saham SMRA ini harus rela membukukan penurunan laba bersih.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan bersih Summarecon naik 15,5% menjadi Rp 4,5 triliun. Penyumbang terbesar pendapatan perusahaan berasal dari segmen properti sebesar Rp 3,3 triliun. Segmen properti investasi menyumbang pendapatan Rp 904,43 miliar sementara segmen rekreasi dan perhotelan menyumbang pendapatan Rp 147,63 miliar.

Di segmen properti, pendapatan paling besar berasal dari penjualan apartemen dan rumah yang masing-masing menyumbang Rp 1,18 triliun dan Rp 1,17 triliun. Sedangkan penjualan bangunan komersial menyumbang pendapatan Rp 947,9 miliar.

Sedangkan di segmen properti investasi, pendapatan dari mall dan ritel menyumbang pendapatan sebeasr Rp 859,35 miliar. Sedangkan pendapatan dari properti perkantoran dan properti komersial masing-masing menyumbang pendapatan Rp 17,09 miliar dan Rp 21,03 miliar.

Hingga akhir September lalu, beban pokok penjualan Summarecon naik 1367% menjadi Rp 2,17 triliun. Alhasil, laba kotor masih bisa tumbuh 17,17% menjadi Rp 2,32 triliun. Sedangkan laba usaha naik 15,6% menjadi Rp 1,26  triliun.

Sayang, Summarecon harus rela membukukan penurunan laba bersih. Hingga akhir September lalu, Summarecon mencetak laba bersih Rp 807,29 miliar. Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, laba bersih SMRA turun 7,4%.

Penurunan laba bersih ini disebabkan biaya keuangan yang membengkan. Per akhir September lalu, biaya keuangan Summarecon melonjak 76,25% menjadi Rp 340,37 miliar. Biaya keuangan ini terdiri dari beban bunga utang bank sebesar Rp 201,14 miliar, bunga utang obligasi sebesar Rp 126,04 miliar, dan biaya bunga utang lembaga pembiayaan sebesar Rp 774,6 juta.

Hingga akhir September lalu, aset Summarecon tercatat sebesar Rp 18 triliun. Summarecon memiliki liabilitas sebesar Rp 10,69 triliun dan ekuitas sebesar Rp 7,5 triliun. Jumat (27/11), harga saham SMRA ditutup di level Rp 1.545 per saham.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×