kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batas atas harga tiket pesawat turun, analis prediksi kinerja GIAA tak terpengaruh


Rabu, 22 Mei 2019 / 19:49 WIB
Batas atas harga tiket pesawat turun, analis prediksi kinerja GIAA tak terpengaruh


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif batas atas tiket pesawat bermesin jet sebanyak 12%-16% diprediksi tidak terlalu mempengaruhi kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun melihat, dampak dari penurunan tarif atas ini terhadap GIAA tergolong terbatas.

Alasannya, sebelum kebijakan baru ini muncul, harga tiket tertinggi Garuda Indonesia selama musim non-puncak (non-peak season) sudah lebih rendah, yakni 80% dari batas atas. "Jadi, penurunan batas atas tersebut tidak akan berdampak ke harga tertinggi saat musim non-puncak," tulis dia dalam riset yang dipublikasikan Senin (20/5).

Ia juga memprediksi, sejumlah permintaan justru akan bergeser ke layanan full service carriers (FSC). Pasalnya, berkat aturan baru ini, terjadi menyempitan gap harga antara FSC dengan low cost carriers (LCC). "Perubahan kebijakan terakhir lebih banyak menekan FCC daripada LCC," ucap dia.

Oleh karena itu, ia memprediksi, kinerja GIAA pada 2019 akan tetap layak. Ia memproyeksikan pendapatan GIAA hingga akhir 2019 bisa mencapai US$ 4,93 miliar. Angka ini naik 12,7% dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 4,37 miliar. Laba bersih GIAA bahkan diprediksi naik drastis sebanyak 9.127,9% secara tahunan, dari US$ 800.000 menjadi US$ 74,7 juta.

Untuk itu, ia mempertahankan rekomendasi beli saham GIAA dengan target harga hingga akhir tahun Rp 690 per saham. Per perdagangan Rabu (22/5), harga saham GIAA berada di level Rp 412 per saham.

Menurut dia, intervensi pemerintah, volatilitas harga bahan bakar, dan penerapan standar akuntansi yang baru adalah sumber ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kinerja dan harga saham GIAA. Setelah kepastian ada, permintaan terhadap saham GIAA diprediksi bakal mengalir kuat.

Perlu diketahui, GIAA dituduh oleh dua anggota dewan komisaris menyalahgunakan standar akuntansi sehingga mencatatkan laba pada 2018. Padahal, sebelumnya GIAA masih mencatatkan rugi yang cukup dalam. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menjaring meterangan dari pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×