kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sentral AS Tentukan Arah Harga Emas


Kamis, 26 April 2012 / 09:01 WIB
Bank Sentral AS Tentukan Arah Harga Emas
ILUSTRASI. Pengunjung yang belum puas menikmati suasana alam di Mangli Sky View juga bisa berkemah. Dok: Instagram?Mangli Sky View


Reporter: Albertus M. Prasetianta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga emas terancam kembali tergelincir. Laju harga logam mulia, kemungkinan, terhambat karena para pemodal cenderung menahan diri dari kegiatan di pasar komoditas menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (26/4) dinihari WIB.

Dalam pertemuan tersebut, The Fed merilis proyeksi tentang bunga acuan, pertumbuhan ekonomi, laju inflasi serta tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS). Gubernur The Fed Ben Bernanke, juga dijadwalkan mengadakan jumpa pers.

"Para pelaku pasar telah memilih untuk menunggu apa yang disampaikan oleh Bernanke, \' kata Edel Tully, analis di UBS AG, seperti dikutip Bloomberg. Karena itu, menurut Edel, tidaklah mengejutkan bahwa harga emas masih akan tertahan dalam kisaran yang sempit.

Sebagai catatan, sepanjang bulan April ini, nilai kontrak emas bergerak dalam rentang US$ 1.612,20 per ons troy (toz) hingga US$ 1.680,02 toz.

Di bursa berjangka London, Rabu pukul 11:15 WIB, harga emas telah merosot 0,2% menjadi US$ 1.639,60 per toz. Nilai kontrak pengiriman emas untuk Juni 2012 di Comex, Nymex, melemah 0,2% menjadi US$ 1.640,30 per toz.

Alasan fundamental juga menyuramkam kemilau emas. Permintaan emas diprediksi melandai di tahun ini. Permintaan di India, negeri pengguna emas terbesar di dunia, bisa menjadi indikator. Festival Akshaya Tritiya, yang lazim dirayakan dengan pembelian emas, diramalkan gagal mengangkat harga logam mulia.

"Permintaan akan perhiasan ataupun emas fisik dari India juga cukup lamban meskipun festival sedang berlangsung. Ini merupakan hal yang patut menjadi perhatian," kata Andrey Kryuchenkov, analis di VTB Capital. Dalam pengamatan Andrey, minat pemodal untuk membeli emas, saat ini, cenderung surut.

Konfirmasi teknikal

Selain ancaman yang menekan, ada juga potensi pengungkit harga emas. Abdul Azis, analis Menara Mas Futures, menuturkan, kemungkinan otoritas moneter AS menanahan bunga rendah bisa mengilapkan kembali emas.

Spekulasi yang beredar di antara para pelaku pasar saat ini, The Federal Reserves, akan mempertahankan bunga acuan di Negeri Paman Sam, di kisaran 0% hingga 0,25%. "Selama pekan ini, kunci harga emas memang ada di tangan The Fed," kata Abdul. Tren pelemahan harga di saat ini, ucap Abdul, justru bisa menjadi momentum bagi para pemodal untuk mengakumulasi emas.

Abdul menambahkan, peluang harga emas untuk kembali bangkit juga didukung oleh analisis teknikal. "Bollinger band untuk weekly chart, sudah mendekati minor resistance, yaitu US$ 1.650. Itu merupakan indikasi harga emas akan cenderung menguji lagi strong resistance, yaitu US$ 1.700," ujar dia.

Konfirmasi tentang kemungkinan penguatan harga emas juga diperlihatkan oleh stochastic yang kini berada di area jenuh jual, yaitu 20%."Dalam sepekan ini, batas bawah harga emas masih di antara US$ 1.600 per toz hingga US$ 1.620 per toz. Sedang batas atas mulai US$ 1.650 hingga US$ 1.700," tukas Abdul.

Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo, menyodorkan prediksi yang setali tiga uang dengan penilaian Abdul. Ia menilai, hasil pertemuan The Fed akan menyetir pergerakan harga emas dalam waktu dekat.

"Saya prediksi, kemungkinan, emas bergerak naik ke kisaran US$1.654 hingga US$1.663. Sementara, pergerakan turun emas berada di rentang US$1.636 hingga US$1.619," tutur Ariana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×